Ambon, 25/9 (Antara Maluku) - Pawai tarian hadrat, shalawat dan takbir turut memeriahkan prosesi ritual berkurban masyarakat muslim Sunni di Desa Kaitetu, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, Jumat.
Pawai tarian Islami dengan melambai-lambaikan saputangan oleh para laki-laki berbaju koko dan gamis itu, diiringi nyanyian berbahasa Arab dan bunyi pukulan rebana oleh puluhan masyarakat Kaitetu dari berbagai usia itu.
Sesekali bacaan shalawat dan takbir oleh para pemuka agama dan pejabat negeri terdengar dalam iringan-iringan pawai hadrat keliling kampung yang dimulai dari rumah Raja(kepala desa) setempat sekitar pukul 06.30 WIT tersebut.
Setelah 300 meter berjalan dari rumah Raja, pawai hadrat dengan membawa seekor kambing kurban yang akan disembelih di Masjid Jami Hena Lua itu, berhenti sejenak menjemput seekor kambing persembahan lainnya di rumah soa (mata rumah) Nukuhaly untuk diarak bersama, kemudian diantar ke Masjid kuno Wapaue.
"Pawai hadrat sudah menjadi tradisi kami sebelum memotong hewan kurban di masjid," kata Penghulu Masjid Wapaue Jafar Lain.
Ia mengatakan tradisi hadrat, shalawat dan bertakbir sebelum pelaksanaan penyembelihan hewan kurban pada Idul Adha merupakan budaya yang telah lama dilakukan oleh leluhur masyarakat Kaitetu, sebagai bagian dari suka cita perayaan dan mengingat kebesaran Allah SWT.
"Ini adalah puji-pujian kepada Allah SWT yang menggambarkan kegembiraan masyarakat kami dalam memberikan persembahan kurban ," katanya.
Kaitetu yang berada sekitar 42 kilometer dari pusat Kota Ambon, telah melaksanakan ibadah Shalat Idul Adha pada 24 September 2015, sekitar pukul 07.00 WIT, tapi proses berkurban pada hari ini(Jumat).
Desa yang masih mempertahankan tradisi dan adatnya itu, terkenal dengan Masjid Wapaue yang dibangun oleh Perdana Jamilu dan Orang Kaya Alahahulu di Gunung Wawane pada 1414 Masehi, dan menjadi bangunan peribadatan tertua umat muslim di Maluku.
Selain Masjid Wapaue, Kaitetu juga memiliki salah tempat ibadah tertua umat kristiani di Pulau Ambon, yakni Gereja Immanuel yang dibangun sekitar tahun 1780 - 1781 di bawah pemerintahan Eillem Beth Iacobs, kepala comtoire Hila pada masa pemerintahan Gubernur Belanda Bernardus van Pleuren.
Pawai Hadrat Meriahkan Ritual Berkurban di Kaitetu
Jumat, 25 September 2015 11:58 WIB