Ternate, 25/1 (ANTARA News) - Perwakilan Bank Indonesia (BI) Maluku Utara (Malut) menggandeng Tim Pengendali Infalsi Daerah (TPID) Kota Ternate untuk pengembangan sektor ekonomi di bagian pemeberdayaan peternakan ayam.
"Upaya ini dilakukan agar masyarakat di Malut tidak lagi konsumsi daging dan telur ayam dari luar daerah dan menekan tingginya angka inflasi," kata Kepala BI Malut Dwi Tugas Waluyanto di Ternate, Jumat.
Dia menyatakan, untuk tahun ini dalam waktu dekat bakal dilakukan rapat koordinasi dengan TPID untuk pengadaan telur dan daging ayam, agar nilai impor dari luar tidak seburuk yang dirasakan hari ini, maka dari itu BI bekerja sama dengan TPID untuk mendorong peternakan di Malut.
Di peternakan yang dibangun nantinya bukan BI atau TPID yang berperan secara aktif sebagai peternak, tetapi masyarakat Malut, dan bisa ada kerja sama dengan perusahaan yang memproduksi pakan ternak.
"Jadi perusahan yang memasok pakan dan ayam tinggal? dikelola dan kalau ada ayam yang mati bukan ditanggung masyarakat tetapi oleh pihak perusahaan," katanya.
Dengan adanya kerja sama tersebut, dapat dipastikan bahwa Malut mampu mengendalikan harga telur dan daging ayam.
Dia menambahkan, yang jadi masalah itu adalah ternak sapi, sehingga Perwakilan BI bakal melakukan negosiasi dengan peternak dan penjual daging sapi, agar membuat peternakan yang lebih moderen di bidang pemeliharaan pakan.
"Kita contohkan ada 300 ekor sapi, itu tidak bisa hanya pencari pakan dengan cara memotong rumput saja, seharusnya kita harus bisa membuat pakan yang lebih efektif dan efisien, begitu juga Halbar, kan banyak jagung dan batangnya dibuang begitu saja, seharusnya bahan-bahan bisa menjadi pakan untuk ternak sapi, sehingga harus dibuat pelatihan agar segalanya dapat dimanfaatkan dengan baik," katanya.