Ambon (ANTARA) - Bupati Seram Bagian Timur (SBT), Maluku Mukti keliobas mengaku belum menerima laporan tentang krisis air bersih yang melanda sejumlah desa di kecamatan Bula Barat akibat kemarau berkepanjangan dalam beberapa bulan terakhir.
"Saya belum menerima laporan tentang krisis air bersih di kecamatan Bula Barat. Saya akan mengecek kebenarannya dan segera mengambil langkah penanganan," kata Mukti saat dikonfirmasi di Ambon, Selasa.
Mukti yang berada di Ambon dalam rangka menghadiri rapat koordinasi (rakor) antara Gubernur bersama Bupati/Walikota se-Maluku serta pimpinan TNI dan Polri, mengaku telah menginstruksikan Kepala Dinas Pekerjaan Umum SBT, Umar Bilahmar untuk mengecek kebenaran informasi krisis air bersih di Kecamatan Bula Barat tersebut.
"Saya sudah instruksikan Kadis PU untuk berkoordinasi dengan Camat Bula Barat, tetapi saya belum mendapatkan informasi balik dari mereka," kata Bupati.
Mukti menegaskan akan melakukan langkah-langkah penanganan di lapangan untuk mengatasi krisis air bersih yang dialami masyarakat di kecamatan tersebut, sehingga meringankan beban mereka terhadap salah satu kebutuhan yang sangat vital tersebut.
"Jadi koordinasinya masih terus dilakukan. Langkah-langkah penanganan darurat akan segera dilaksanakan sehingga kebutuhan air bersih warga di Kecamatan Bula Barat dapat teratasi," katanya.
Sebelumnya diberitakan warga desa Waeketambaru, Kecamatan Bula Barat mengalami krisis air bersih karena sumur-sumur milik mereka mengering akibat kemarau berkepanjangan.
Kepala Desa Waeketambaru, Hasanusin membenarkan akibat kemarau panjang 85 persen sumur milik warga di desa tersebut mengering.
Sedangkan 15 persen sumur lainnya warna airnya menjadi keruh dan warnanya menjadi kekuningan.
Menurutnya, jika kondisi ini terus berlangsung maka dipastikan 289 kepala keluarga (KK) di desa tersebut tidak dapat menikmati air bersih dan berdampak terhadap kesehatan mereka.
"Saat ini warga terpaksa mengambil air dari sungai maupun sumur milik warga lain yang debit airnya semakin kecil untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari," katanya.
Dia mengaku, hanya 15 persen warga di desa tersebut yang memiliki sumur yang layak digunakan, sedangkan sisanya selama ini memanfaatkan air sungai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Karena itu, Hasanudin berharap pemkab Seram bagian Timur dapat turun tangan mengatasi masalah krisis air yang dialami warganya, sehingga tidak berdampak terhadap masalah kesehatan mereka.
Bupati SBT belum terima laporan krisis air bersih di kecamatan Bula Barat
Selasa, 10 September 2019 22:07 WIB