Ternate (ANTARA) - Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Pemerintah Provinsi Maluku Utara berupaya meningkatkan minat baca kalangan pelajar dan masyarakat pada umumnya di Bulan Bahasa melalui program yang inovatif dan terukur.
"Kami akan transformasikan dengan menjadikan perpustakaan saat ini tidak hanya menyediakan buku, tetapi program-program berbasis sosial, karena bisa meningkatkan animo siswa dan masyarakat untuk berkunjung ke perpustakaan," kata Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Pemprov Maluku Utara Rahwan Suamba di Ternate, Senin.
Saat ini, pihaknya tengah melakukan finalisasi konsep penguatan pelayanan perpustakaan untuk selanjutnya disampaikan ke publik agar bisa diterapkan.
Ia berharap, adanya sinergi data dari 10 kabupaten/kota dan jurnalis yang setiap harus menyediakan berbagai berita untuk dibaca khalayak, sehingga diharapkan media bisa berpartisipasi dan menyosialisasikan kepada masyarakat agar gemar membaca
Prinsipnya, kata dia, semuanya didominasi dengan menggunakan bahasa Indonesia.
Oleh karena itu, kata dia, hal tersebut harus disosialisasikan terutama pada Bulan Bahasa sekarang ini.
"Perpustakaan ini mampu meningkatkan layanannya, tetapi ada inisiasi menyambut Bulan Bahasa," ujar dia.
Pihaknya mencatat untuk minat baca tertinggi, khususnya di Maluku Utara, umumnya didominasi pelajar dan masyarakat di Kota Ternate, sedangkan paling menonjol di Halmahera Utara dan Halmahera Barat.
Ia menjelaskan konsep perpustakaan saat ini telah bertransformasi ke perpustakaan berbasis inklusi sosial dengan memiliki pengetahuan tambahan.
Pengelola, kata dia, menjadikan perpustakaan bukan hanya tempat membaca, tetapi aktivitasnya lebih menonjolkan azas manfaat.
Ia mengatakan terkait dengan hal itu, Kabupaten Halmahera Utara dan Halmahera Barat telah menjadi sampel, dan bahkan di Sofifi kini telah mencapai di atas 600 orang membaca.
"Sehingga perpustakaan harus diubah pola dasarnya dengan menyediakan koleksi membaca, tetapi aktivitas dan menjadi referensi," katanya.
Dia mengharapkan perpustakaan memiliki program untuk mengajak orang datang ke tempat itu guna membaca melalui inovasi, dan bukan menunggu orang datang ke perpustakaan.
"Kami telah menyiapkan program bimtek, karena biasanya siswa gunakan waktu istirahat, tetapi pengelola perpustakaan harus didorong untuk anak sekolah membaca, karena dari hasil survei ada enam jam rata-rata siswa memegang 'handphone', sehingga ada upaya untuk mengambil waktu 15 menit untuk meninggalkan 'handphone' dan membaca buku," katanya.
Malut tingkatkan minat baca masyarakat di Bulan Bahasa
Senin, 28 Oktober 2019 19:50 WIB