Banda Naira (ANTARA) - Kru kapal layar Arka Kinari berbendera Belanda yang sedang lego jangkar di pantai Banda Naira, Pulau Banda, Kabupaten Maluku Tengah, dalam rangkaian penelusuran Jalur Rempah, menggelar konser gratis kepada masyarakat di pulau penghasil rempah-rempah pala itu, Minggu (20/9) malam.
Konser gratis tersebut dilakukan langsung dari atas geladak kapal layar bertiang dua itu. Geladak kapal berukuran kecil yang terletak di bagian belakang dan tengah, telah ditata sedemikian rupa layaknya sebuah panggung konser.
Kru sekaligus pemilik sekunar yang juga pasangan suami istri Grey Filastine dan Nova Ruth Setyoningtyas tampil membuka konser dengan menyanyikan lagu ciptaan mereka berjudul "Sibila", lagu beraliran kontemporer tersebut terinspirasi dari ramalan kuno "Sibyl" tentang kehancuran dunia akibat ulah manusia.
Penampilan dua musisi internasional yang telah manggung di berbagai negara dan festival musik dari atas geladak Arka Kinari yang lego jangkar lima meter dari bibir pantai, mendapat sambutan hangat dari puluhan generasi muda yang menyaksikan konser tersebut.
Lagu “The Miner” yang merupakan salah satu karya audio visual serial Abandon yang dirilis pada Maret 2016, menjadi tembang kedua yang dinyanyikan Nova Ruth sebagai vokalis. Liriknya berisi cerita ajakan bagi setiap orang untuk tidak merasa terpaksa dalam melakukan sebuah pekerjaan.
Tidak kurang 15 buah lagu dinyanyikan dua musisi yang telah tampil melintasi berbagai batas negara dalam konser selama dua jam tanpa jeda, diantaranya "60 Cycle Dron", "Sen-Nes-Sence", "Mata-Mata", "Huacal", "Murka", "Fenomena", "Oktopus", "Colony Collapse", "Perbatasan", "Cleaner", Liminality" dan "Tukak Bala".
Komposisi elektronik dan akustik yang bersumber dari berbagai bebunyian termasuk gamelan dan tembang karawitan serta lirik berbahasa jawa menjadi kekhasan keduanya dalam setiap konser, termasuk di Pulau Banda.
Secara musikal, mereka menampilkan komposisi lagu dan kolase sound dengan pendekatan kontemporer multi budaya. Ada unsur bebunyian khas Afrika, Asia, Arabik, hingga gamelan Jawa di antara deru musik elektronik, drum dan bass, industrial dan dubstep, di samping lirik lagu berbahasa Inggris, Indonesia bahkan langgam Jawa.
Setiap lagu yang dinyanyikan juga dikolaborasikan dengan tampilan visual yang sarat berbagai cerita tentang kerusakan lingkungan dan kehancuran bumi, serta kisah perjalanan mereka membawa misi seni budaya dan lingkungan dengan Arka Kinari, yang ditampilkan melalui dua layar lebar berukuran 3x4 meter yang terpasang di atas geladak.
Sang vokalis Nova Ruth memanfaatkan waktu jeda untuk berinteraksi dengan generasi muda Banda, sekaligus menceritakan kisah perjalanan mereka mengelilingi berbagai negara, terutama perjuangan menempuh perjalanan panjang selama setahun terakhir dari Rotterdam, Belanda menuju Indonesia dengan Arka Kinari.
"Kami semua merasa sangat berbahagia berada di Pulau Banda, pulau yang terkenal dengan rempah-rempah pala berkualitas. Tidak tahu kapan dapat kembali ke sini," ujar Nova dari atas geladak kapal yang disambut tepuk tangan warga.
Dia pun mengaku senang dan bahagia dengan keramahan masyarakat Banda yang luar biasa dalam menyambut kedatangan mereka dengan serangkaian ritual adat.
"Terima kasih untuk Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Komite Jalur Rempah yang memberikan kesempatan kepada kami hingga tiba di tempat ini," katanya.
Dia meminta masyarakat Banda untuk ikut mendoakan perjalanan mereka dengan Arka Kinari ke daerah lainnya di Indonesia dalam rangka menunaikan misi menelusuri Jejak Rempah.
"Doakan kami dapat segera kembali ke sini (Pulau Banda). Kami merasa seperti di rumah sendiri," ujar Nova Ruth mengakhiri konser gratis tersebut.