Ternate (ANTARA) - Khatib, Usman Muhammad mengatakan, hari raya Idul Fitri 1442 Hijriah ini harus terbangun kesucian diri bagi umat Muslim melalui pengendalian diri dan menghilangkan perilaku individual untuk kepentingan pribadi dan meningkatkan rasa solidaritas yang tinggi.
"Sebab, perwujudan dari Ramadhan adalah membangun semangat sosial dan meningkatkan kesejahteraan bagi umat, karena kehidupan mereka sehari-hari terasa dirampas oleh kekuatan orang-orang tertentu, makanya jangan membiarkan fakir miskin terlantar dan terlindas, karena makna dari Idul Fitri ini bisa melahirkan rasa kepedulian," kata Usman saat menjadi khatib shalat ied di Gelora Kieraha Ternate, Kamis.
Menurut dia, Rasulullah SAW meminta agar umatNYA berhati-hati dengan doa orang teraniaya dan fakir miskin, karena tidak penghalang bagi mereka, sehingga makna Idul Fitri merupakan instropeksi diri dan kembali dalam kesucian dengan melawan kedzaliman.
Selain itu, Idul Fitri dilengkapi penyaluran zakat fitrah yang merupakan simbol dan bentuk kepedulian untuk kepentingan semua, sehingga orang di sekitar dapat merasakan kenyamanan dan kebersamaan dengan memberikan kepedulian kepada sesama umat manusia.
Sehingga, Idul Fitri melahirkan semangat perbedaan dijadikan sebagai sumber kekuatan, untuk melahirkan persatuan bangsa menjadi kekuatan agar dihormati bangsa lain.
"Jangan karena masalah politik membuat perpecahan. Perbedaan pilihan jangan menciptakan keretakan. Namun, setuju berbeda dan umat Islam berada di tengah-tengah masyarakat bisa menjadi penyejuk, karena makna Idul Fitri sebagai bentuk kemenangan dalam menghindari berbagai sifat fiksi dan kelompok radikal yang bisa merusak tatanan kehidupan bernegara," ujar Usman yang juga Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Ternate tersebut.
Selain itu, puasa di Bulan Suci Ramadan merupakan tanda pengabdian kepada Sang Pencipta. Puasa di Bulan Suci Ramadan, menahan hawa nafsu, memperbanyak zikir, istigfar, dan bersedekah agar menjadi orang bertakwa sehingga mulia kedudukan di hadapan Sang Pencipta, karena orang yang mulia adalah bertaqwa dan menghindari adanya permusuhan antarsesama,.
Oleh karena itu, tidak selamanya fitrah menjadi orang baik kalau mendapat didikan yang baik sesuai ajaran yang baik, hindari sifat fiksi dan kelompok yang bisa merusakan semangat kebersamaan antarumat beragama yang sudah terjaga selama ini dengan cara mengubah perilaku yang diperoleh selama Ramadan dengan menjalankan shalat dan membangun semangat ukhuwah Islamiah.
Artinya saling memberi satu dengan yang lain, agar kesalehan antarumat manusia melalui kepedulian sosial. Meski pun shalatnya bagus, tetapi tidak memiliki kepekaan sosial, maka shalatnya belum menjadi jaminan. Puasa harus memberikan rasa kepedulian antarumat dengan memberi rasa sosial dan hindari kepentingan pribadi.
"Mari menjadikan Idul Fitri memperkokoh rasa solidaritas disertai tangan diulurkan untuk saling memaafkan dengan melupakan kepentingan politik dan pribadi, karena tantangan kehidupan ke depan lebih besar," kata Usman.
Dia juga mengutip pernyataan mantan Presiden RI, Prof B.J Habibie menyatakan kalau ada satu padu dalam.membangun bangsa, meski pun banyak tantangan bisa dihadapi bersama-sama,tetapi kalau cerai berai bagaimana pembangunan bisa terlaksana, sehingga jadikan ajang perbedaan dapat membangun menjadi kekuatan yang kokoh.
Dalam pelaksanaan shalat Ied di Lapangan Gelora Kieraha Ternate itu, sebagai imam Kabag Kesra Kota Ternate Mujais Walada dan dihadiri Wali Kota Ternate Tauhid Soleman, Sekkot Ternate Jusuf Sunya, unsur Forkompimda dan ribuan jamaah yang tersebar di Kota Ternate.
Khatib: Idul Fitri bangun kesucian bagi umat Muslim
Kamis, 13 Mei 2021 7:45 WIB