Nusa Dua (ANTARA) - Usaha Anthony Sinisuka Ginting untuk mempertahankan gelar juara bertahan di Indonesia Masters harus kandas setelah dikalahkan Kunlavut Vitidsarn dalam laga babak pertama sepanjang 1 jam enam menit di Nusa Dua, Bali, Rabu.
Juara turnamen edisi 2020 ini ditundukkan dengan skor 21-19, 14-21, 13-21 oleh pebulu tangkis non-unggulan asal Thailand itu.
"Menurut saya hari ini Kunlavut dari awal sampai akhir jarang membuat kesalahan sendiri. Itu kunci utamanya. Saya juga merasa kok cukup berat, jadi memang harus main lebih sabar," kata Ginting soal laganya, Rabu.
Ginting tak menduga sebelumnya bahwa karakter shuttlecock yang dimainkan akan lebih berat dari sebelumnya, sehingga mempengaruhi gaya permainannya.
Baca juga: Pemkab Malra gelar kejuaraan bulutangkis perebutkan piala Bupati, intensifkan pertandingan
Jalannya pertandingan menjadi lebih alot, bahkan saat ia memakai strategi menyerang pun tak berpengaruh banyak pada perolehan poin yang ia capai.
Meski penerapan strateginya gagal di set pertama, namun Ginting masih bersikeras untuk kembali memainkan pola menyerang kepada Kunlavut, yang sayangnya sudah terbaca dan mampu mematikan serangan Ginting.
Ia menyebutkan bahwa sempat berusaha mengubah strategi untuk menghalau upaya dominasi Kunlavut, namun sayangnya unggulan kelima ini sudah tak bisa lepas dari tekanan lawannya.
Baca juga: Denmark Open 2021: Indonesia loloskan 6 wakil ke perempat final
"Serangan yang selalu jadi andalan nyatanya tidak bisa langsung mematikan dia. Di situ saya kurang sabar. Di set pertama sudah cukup pegang permainan, tapi set kedua dan ketiga sudah terbaca dan dia mengubah polanya," paparnya.
Saat Ginting tak memiliki kesabaran untuk bertahan, di sisi lain Kunlavut justru punya ketahanan yang tak bisa diremehkan.
Kunlavut dengan sabar memainkan reli yang menguras energi dan memancing Ginting untuk menciptakan celah kesalahan. Meski berlangsung alot, namun Kunlavut secara cerdik bisa menambah poin dari strateginya ini.
"Tadi dia memang lebih sabar, karena yang saya rasakan kami sama-sama tidak bisa langsung mati dari serangan yang masing-masing dilancarkan," Ginting menyebutkan.
Baca juga: Percaya diri kunci kemenangan Fajar/Rian di final Piala Thomas