“Kalau data yang dirilis pada 15 Februari 2022 , jumlah kasus tambahan dalam sehari itu ada 177 kasus. Jadi ini terjadi lonjakan, di mana pada 14 Februari 2022 ada penambahan 148 kasus,” kata Donny, di Ambon, Rabu.
Ia mengemukakan, penambahan kasus tersebut terjadi karena saat ini telah dilakukan skrining, atau Rapid antigen dan tes swab secara aktif.
“Bukan karena pasien datang berobat, tetapi kami melakukan skrining secara aktif. Dan memang harus begitu. Bahwa lebih cepat diketahui, maka cepat diisolasi guna mencegah penularan,” ujar Donny.
Menurutnya, proses skrining saat ini diutamakan kepada para Aparatur Sipil Negara (ASN) di masing - masing an Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Provinsi Maluku.
“Tetapi untuk umum, baik datang berobat, mau un yang dilakukan skrining, terdapat kasus harian sebanyaak 177 konfirmasi baru,” katanya.
Ia menyatakan, dari kasus baru yang bertambah, saat ini total keseluruhan sebanyak 2.361 kasus. Dari 2.361 kasus ini, 245 dirawat di pelayanan kesehatan, dan sisanya isolasi mandiri.
“Jadi kita dapat gambaran ini sekitar 10 persen lebih yang dirawat di unit pelayanan kesehatan,” ujar Donny.
Dia juga menjelaskan, varian baru Omicron ini, gejalanya mirip dengan batuk flu biasa, dan virusnya cepat menyebar, tetapi gejalanya tidak berat.
“Gejala tidak berat ini bisa juga karena kita sudah tervaksinasi. Memang pendapat para ahli bahwa yang sudah divaksinasi, kalau pun tertular virus, gejalanya tidak terlalu berat dan yang kedua lama sakitnya,” kata Donny.
Maka dari itu, Dia berharap, agar masyarakat segera melakukan vaksinasi, serta tetap taat pada protokol kesehatan.
“Jadi penting sekali kita divaksinasi agar tidak mendapat gejala yang berat. Yang kedua tetap taat pada protokol kesehatan, meskipun ini tidak seberbahaya dengan varian delta, di mana ada potensi yang membahayakan untuk orang-orang yang belum divaksinasi,” tandas Donny.