Namlea, Maluku (ANTARA) - Gubernur Maluku Murad Ismail, meminta pemerintah dan masyarakat di Pulau Buru dapat mempertahankan tatanan adat-istiadat serta kebudayaan setempat agar tidak tergerus perkembangan jaman dan kemajuan informasi dan teknologi.
"Adat istiadat dan kebudayaan yang dimiliki masyarakat di Kabupaten Buru adalah kekayaan yang tidak bernilai dan belum tentu dijumpai di daerah lain," kata Gubernur Murad di Namlea, Ibu Kota Kabupaten Buru, Selasa.
Murad yang didampingi istrinya Widya Pratiwi saat bersilaturahmi bersama tokoh adat, pemuka agama dan warga Petuanan Adat Leisela, Desa Wamlana, Kecamatan Fena Leisela, Kabupaten Buru, menyatakan negara mengakui desa atau negeri adat sebagai satu kesatuan masyarakat berdasarkan asal usul dan adat istiadat dan diakui dalam UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
Pengakuan itu perlu dimaknai secara benar oleh setiap masyarakat desa atau negeri di Maluku, melalui upaya memelihara dan menghidupkan adat istiadat serta menggali ide dan kreativitas dalam rangka inovasi pengembangan warisan budaya yang kita miliki.
Baca juga: Bupati Buru nilai ajakan berkelahi Gubernur Maluku hanya kelakar
Negeri atau desa sebagai garda terdepan memiliki nilai-nilai kultural dan historis, perlu ditata agar memiliki landasan kokoh, dan setiap kearifan lokal menjadi titik awal kegiatan pemerintahan, pembangunan serta sosial kemasyarakatan di daerah.
"Kearifan lokal seperti budaya Pela Gandong dan lainnya perlu dilestarikan dan dikembangkan agar menjadi pendorong bagi upaya mewujudkan kebersamaan dan kekeluargaan serta menjadi jati diri kehidupan orang Maluku yang cinta damai," ujarnya.
Selain itu, keberadaan raja dengan kepemimpinan yang arif dan bijaksana, diharapkan Murad dapat memberikan kontribusi positif dalam pembinaan masyarakat, terutama mencegah tergerusnya budaya lokal akibat masuknya budaya asing sebagai akibat perkembangan era globalisasi saat ini.
Menyangkut kemajuan teknologi digital, katanya, jika tidak dimanfaatkan secara baik dan optimal guna melahirkan kompetensi tinggi, maka dapat berubah menjadi ancaman serta penyebab degradasi moral generasi muda.
"Terpenting saat ini adalah membendung era keterbukaan informasi melalui media sosial yang banyak mengandung ujaran kebencian dan berita bohong termasuk provokasi yang dilakukan oknum-oknum tidak bertanggungjawab," katanya.
Dia meminta para raja, tokoh agama, tokoh adat serta masyarakat Buru dan Maluku pada umumnya untuk lebih meningkatkan meningkatkan komunikasi, koordinasi dan kolaborasi bersama seluruh pemangku kepentingan guna menjaga situasi dan kondisi keamanan serta ketertiban dan ketentraman.
Raja Petuanan Leisela Azis Hentihu menilai kunjungan tersebut sangat strategis mengingat Gubernur telah dikukuhkan sebagai anak adat Leisela pada empat tahun lalu.
Dia berharap kehadiran Gubernur juga berdampak terhadap kemajuan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat di Petuanan Adat Leisela, terutama infrastruktur menuju kawasan pedalaman serta peningkatan mutu dan kualitas pendidikan.
Baca juga: Ajudan Gubernur Maluku diadukan ke polisi karena hapus video jurnalis