Ambon (ANTARA) - Gubernur Maluku Murad Ismail, mengajak seluruh masyarakat di 11 kabupaten/kota untuk mengembangkan budidaya holtikultura berupa bawang merah dan cabai guna mengatasi inflasi Maluku yang mencapai 5,8 persen (year on year) sesuai data BPS.
"Dorongan itu telah dituangkan dalam surat edaran gubernur nomor 821/2338 tentang gerakan menanam bawang dan cabai yang ditujukan kepada seluruh kepala daerah," kata Kadistan Maluku, Ilham Tauda di Ambon, Jumat.
Untuk itu, Distan di setiap daerah tingkat dua dimintanya untuk mengembangkan tanaman hortikultura berupa bawang merah dan cabai guna mengatasi tingginya inflasi Maluku.
Baca juga: Presiden Jokowi minta daerah pakai anggaran tidak terduga untuk tekan inflasi
Surat edaran gubernur ini dikeluarkan setelah mencermati perkembangan krisis ekonomi global terkhusus di sektor pangan dan adanya arahan Presiden RI Joko Widodo, saat pertemuan khusus rakornas tim pengendali inflasi bersama para menteri terkait dan seluruh kepala daerah.
Pengembangan tanaman hortilkultura ini sangat strategis mengingat sumbangan inflasi Maluku bersumber dari komoditas tersebut, baik bawang merah, cabai, dan kangkung.
"Sehingga para kepala daerah di wilayah kita ini harus meningkatkan peran aktif tim pengendali inflasi daerahnya untuk lebih berinovasi dalam penanganan inflasi yang berlanjut dan membawa dampak terhadap kestabilan harga pangan," ucapnya.
Untuk itu, kata Ilham, Distan provinsi akan mengembangkan tanaman cabai dan bawang merah di Kota Ambon pada lahan yang tersedia seluas 20 hektare, Kabupaten Buru dan Maluku Tengah 20 hektare, Kabupaten kepulauan Aru 10 hektare, serta Kota Tual 10 hektare.
Baca juga: Presiden Jokowi nyatakan inflasi tertahan 4,94 persen karena masih didukung subsidi
Kemudian pengembangan tanaman bawang merah biji di Kabupaten Maluku Tengah 10 hektare, Seram Bagian Timur 10 hektare, Maluku Tenggara 30 hektare, ditambah tanaman bawang merah umbi di Kota Tual 5 hektare, Malra 4,3 hektare, dan Kabupaten Maluku Barat Daya seluas 7,1 hektare.
Selama musim hujan yang berkepanjangan di wilayah Kota Ambon dan daerah lainnya di Maluku hingga saat ini, harga komoditas bawang merah dan cabai serta sayur-sayuran mengalami kenaikan signifikan.
Misalnya untuk harga bawang merah di pasaran Kota Ambon saat ini masih bertahan di level Rp40.000 per kilogramnya, kemudian harga sayur kangkung yang biasanya Rp5.000 per ikat naik menjadi Rp10.000 dan terkadang menghilang di pasaran.
Sebelumnya Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku mengatakan, inflasi di daerah pada Juli 2022 mencapai angka 1,68 persen dan paling besar dipengaruhi kenaikan harga tiket pesawat mencapai 12,45 persen.
Kemudian ada dampak la nina pada berbagai kawasan di Maluku meningkatkan potensi cuaca buruk hingga curah hujannya tinggi dan mengganggu aktivitas perikanan tangkap.
Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi Maluku, Lukman Hakim mengakui ada lima komoditas penyumbang inflasi Maluku terbesar yakni angkutan udara, 12,45 persen, cabai rawit 40,06 persen, bawang merah 31,95 persen, kangkung 36,83 persen, dan rokok putih 4,41 persen.
Baca juga: Distan Ternate siapkan toko tani antisipasi lonjakan harga
Gubernur Maluku ajak masyarakat budidaya bawang merah atasi inflasi
Sabtu, 27 Agustus 2022 5:59 WIB