Jakarta (ANTARA) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno meminta para santri di Indonesia memiliki kemampuan yang baik dalam mengadopsi teknologi digital.
Ia menyampaikan terdapat 5 juta santri di 28 ribu pesantren di berbagai daerah, hal ini merupakan potensi yang dapat dioptimalkan melalui program Santridigitalpreneur yang diharapkan mampu meningkatkan kemampuan dan daya saing.
"Target kita tiap tahun 20 persen dari tiap pondok pesantren bisa meningkatkan kemampuannya untuk mengadopsi teknologi digital," kata Menparekraf melalui keterangan resmi di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Menparekraf yakin pariwisata tetap berkembang meski ada potensi resesi
Salah satu pesantren yang mulai mengadopsi tata kelola ekonomi digital adalah Ponpes Al Hasaniyah di Sukabumi, Jawa Barat. Santri di ponpes ini melakukan beberapa inovasi, seperti mengelola toko daring, membangun jejaring teknologi informasi hingga mengekspor ikan hias ke Kanada, Jepang dan Malaysia.
Selain itu melalui produk-produk yang diciptakan santri, Sandiaga berharap hal tersebut dapat membuka peluang usaha dan lapangan kerja sehingga santri menjadi generasi digital untuk kebangkitan ekonomi Indonesia.
"Tadi produk-produknya juga sudah ditampilkan. Kita berharap ini bisa membuka peluang usaha dan lapangan kerja saat kita menghadapi ancaman resesi tahun depan. Jadi santri-santri ini bukan hanya mencari lapangan kerja, tapi justru menciptakan lapangan kerja," ujarnya.
Dalam program Santridigitalpreneur yang digagas Kemenparekraf ini, para santri dibekali ilmu digitalisasi dengan tren kekinian yang dapat memproduksi konten-konten kreatif serta inovatif juga memiliki akhlakul karimah.
Baca juga: Menparekraf nyatakan kebijakan wisata halal berorientasi pada tambahan layanan
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menparekraf harap santri tingkatkan kemampuan adopsi teknologi digital