Ternate (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Maluku Utara (Malut) menyatakan, angka kematian bayi tertinggi di Provinsi Maluku Utara (Malut) berada di Kabupaten Kepulauan Sula (Kepsul) sebesar 36,71 kejadian per 1.000 kelahiran hidup.
"Sedangkan angka kematian bayi terendah berada di Kota Ternate sebesar 22,06 kejadian per 1.000 kelahiran hidup pada LF SP2020 ," kata Kepala BPS Malut, Aidil Adha di Ternate, Jumat.
Dia menyatakan, angka kematian bayi (Infant Mortality Rate/IMR) adalah kematian yang terjadi pada penduduk yang berumur 0-11 bulan (kurang dari 1 tahun).
Sehingga, dalam rentan 20 tahun berdasarkan periode 2000-2022, penurunan angka kematian bayi di Provinsi Malut hampir 62 persen dan selama periode satu dekade bonus demografi Provinsi Malut, Angka Kematian Bayi (AKB) menurun signifikan dari 40 per 1000 kelahiran hidup berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010 menjadi 28,61 per 1000 kelahiran hidup pada LF SP2020.
Dia menyatakan, peningkatan persentase bayi di Malut yang mendapat imunisasi lengkap serta peningkatan rata-rata lama pemberian ASI membuat bayi semakin mampu bertahan hidup.
Sementara itu, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Malut menyatakan, berdasarkan data Dinas Kesehatan tahun 2020, Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel) memiliki 938 balita kekurangan gizi.
Kepala Perwakilan BKKBN Malut, Renta Rego mengatakan, untuk 2021 angka kekurangan berat badan di daerah tersebut masih ditemukan sebanyak 938 balita, stunting sebanyak 933 balita, sementara wasting sebanyak 620 balita.
Kemudian Halmahera Timur dengan angka balita yang mengalami underweight sebanyak 648 balita, stunting sebanyak 825 balita, serta wasting sebanyak 209 balita.
Begitu juga di Halmahera Barat angka underweight juga terbilang tinggi, atau sebanyak 516 balita, stunting sebanyak 644 balita, serta wasting sebanyak 325 balita. Sementara Halmahera Utara angka kasus underweight sebanyak 348 balita, stunting sebanyak 391 balita, wasting sebanyak 245 balita.
Sedangkan untuk, Kota Tidore Kepulauan angka underweight sebanyak 253 balita, stunting sebanyak 258 balita, dan wasting sebanyak 172 balita. Begitu juga di kabupaten Pulau Morotai angka underweight ditemukan sebanyak 157 balita, stunting sebanyak 155 balita, serta wasting sebanyak 82 balita. Sementara Kota Ternate angka underweight sebanyak 118 balita, stunting sebanyak 130 balita, dan wasting sebanyak 54 balita. Halmahera Tengah angka underweight sebanyak 114 balita, stunting sebanyak 145 balita serta wasting sebanyak 70 balita, sedangkan Kabupaten Kepulauan Sula angka underweight sebanyak 38 balita, stunting sebanyak 45 balita serta wasting sebanyak 15 balita.
Menurut Renta, data dari Dinas Kesehatan provinsi Malut di tahun 2020 balita yang ada di Malut sebanyak 95.051 orang, yang mengalami underweight sebanyak 3.146 balita atau 14.1%, sementara stunting sebanyak 3.541 balita atau 16.0%, sedangkan wasting sebanyak 1.810 balita atau 8.2 persen dan balita yang mengalami kekurangan gizi tercatat dari balita yang umur 0 sampai 59 bulan.