Ternate (ANTARA) - Perwakilan Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Maluku Utara (Malut) menghadiri rembuk Stunting di Kabupaten Halmahera Tengah (Halteng) sebagai wujud komitmen dalam upaya mencegah dan menanggulangi stunting.
Deputi Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN Pusat, Nopian Andusti dihubungi, Ahad mengatakan angka prevalensi stunting di Malut mengalami penurunan sebesar 1,4 persen dari 27,5 persen tahun 2021 menjadi 26,1 persen tahun 2022 namun angka ini masih di atas angka nasional.
"Saya cukup mengapresiasi penurunan Prevalensi Stunting Kabupaten Halmahera Utara yang cukup besar yaitu 5,6 persen dari 30.5 % pada tahun 2021 menjadi 24,9 persen tahun 2022. Meski demikian kita harus terus mengerahkan segala daya upaya sehingga target 14% pada tahun 2024 sebagaimana diamanatkan dalam Perpres Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting dapat tercapai," ujar Nopian.
Dia menyebut, Indonesia telah mengalami tren penurunan prevalensi stunting yang cukup siginifikan dari tahun ke tahun, namun masih berada di atas ambang batas standar WHO, sehingga masih berkategori darurat stunting. Berdasarkan data SSGI 2022, prevalensi stunting Indonesia berada pada angka 21,6%.
Tidak hanya itu Deputi KSPK juga sangat mengapresiasi kegiatan ini, karena menunjukkan komitmen Pemerintah Provinsi Maluku Utara dan Kabupaten Halmahera Tengah dalam upaya percepatan penurunan stunting dari hulu dengan menyasar para remaja sebagaimana diatur dalam Peraturan BKKBN Nomor 12 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Tahun 2021 – 2024.
Hal ini menunjukkan komitmen yang tinggi dari Pemerintah Kabupaten Halmahera Tengah dan BKKBN Provinsi Maluku Utara untuk menyelesaikan pembentukan Duta Genre tingkat desa/kelurahan.
Sementara itu, dirinya juga mengukuhkan Duta Genre Desa/Kelurahan. Para Duta GenRe kelurahan terpilih ini nantinya akan menjadi contoh perpanjangan tangan dalam menyampaikan program generasi berencana untuk masyarakat, terutama kaum remaja di kabupaten Halmahera Tengah.
"Duta genre diharapkan menjadi corong terdepan penyebaran informasi penyiapan kehidupan remaja dalam mempengaruhi teman teman sebayanya untuk menghindari seks bebas, nikah dini, NAPZA dan Anti Terorisme," ujarnya.
Sementara itu, Ketua TPPS Provinsi Malut, yang sekaligus Wakil Gubernur Provinsi Malut,Al Yasin Ali juga mengajak semuanya untuk lebih serius, lebih berkomitmen dalam percepatan penurunan stunting, melalui kerja nyata, kerja keras, kerja cerdas, kerja tuntas dan kerja berkualitas dengan membangun sinergi, kolaborasi dan akselerasi bersama masyarakat swasta, organisasi non pemerintahan, dunia usaha, dunia kerja, perguruan tinggu serta pihak-pihak lainnya.
Sebab, dengan adanya komitmen dan sinergi yang kuat serta cepat untuk menyelamatkan generasi bangsa dari ancaman stunting maka gerakan kita tidak boleh sia-sia.
"Dalam rembuk stunting ini, mari kita duduk bersama dan berdiskusi tentang aksi apa-apa saja yang sudah, sedang dan akan dilaksanakan dalam upaya penanganan stunting. Apa saja kelemahan yang ditemui dan apakah dalam perencanaan atau dalam pelaksanaan implementasi," ujar Yasin Ali.