Ambon, 2/1 (Antara Maluku) - Gubernur Maluku, Said Assagaff menyatakan Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) ideal mengembangkan perkebunan tebu skala besar karena lahan luas dan tekstur tanahnya cocok.
"Saya saat berkunjung ke MTB pada 26 - 27 Desember 2015 telah mengarahkan Bupatinya, Bitzael Silvester Themar agar memprogramkan pengembangan perkebunan tebu untuk dipromosikan kepada para investor," kata Gubdernur Said Assagaff di Ambon, Jumat.
Pertimbangannya, berdasarkan penelitian para ahli dari Kementerian Pertanian ternyata MTB maupun Kepulauan Aru ideal dikembangkan perkebunan tebu skala besar.
Kepulauan Aru telah ada izin dari Kementerian Lingkungan Hidup Kehutanan untuk melakukan survei.
"Jadi tinggal peluang pengembangan perkebunan tebu di MTB yang ternyata strategis bila dikembangkan dalam skala besar karena ditunjang fasilitas jalan trans Yamdena dan rencana membangun jembatan Wai Arafura ke Pulau Larat pada 2016," ujar Gubernur.
Dia merujuk dalam perjalanan dari Saumlaki ke Siwahan, daerah ujung Pulau Yamdena untuk menyeberang ke Pulau Larat sepanjang 154 KM ternyata lahan di kiri maupun kanan infrastruktur darat tersebut masih belum dimanfaatkan sehingga terbuka peluang mengembangkan perkebunan tebu.
"Saya ketahui telah ada investor yang sebenarnya berminat mengembangkan perkebunan tebu di MTB sehingga peluang ini tinggal dimanfaatkan Pemkab MTB bersama Pemprov Maluku," katanya.
Bila perkebunan tebu dikembangkan, maka terbuka peluang penyerapan tenaga kerja (Naker) sebanyak puluhan ribu orang sehingga mengatasi pengangguran, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pada akhirnya turut menurunkan angka kemiskinan.
"Saya setelah kembali dari Saumlaki, ibu kota Kabupaten MTB telah mengarahkan Badan Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu agar menyiapkan data peluang pengembangan perkebunan tebu di MTB untuk dipromosikan guna menjaring minat investor," ujarnya.
Dia mengakui, pengoperasian perkebunan tebu juga mendorong pengembangan ternak dalam skala besar untuk mengatasi impor daging serta pabrik gula.
"Maluku khan termasuk salah satu dari 10 Provinsi yang menjadi target perluasan areal perkebunan tebu di Tanah Air oleh Kementerian Pertanian pada 2016," ujar Gubernur.
Data Kementerian Pertanian, 10 Provinsi yang menjadi sasaran perluasan perkebunan tebu dan pabrik gula adalah 10 provinsi yakni Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Papua, Maluku, Lampung, Sumatra Selatan, Nusa Tenggara Barat dan Provinsi Nangroe Aceh Darussalam.
Tiap provinsi akan memiliki beberapa kawasan yang akan dijadikan sentra perkebunan tebu. Pemerintah memilih lahan pengembangan basis produksi tebu dan gula di luar Jawa karena ketersediaan lahannya masih luas. Perluasan lahan tersebut akan dimulai tahun 2016 hingga 2019, plus pembangunan 10 pabrik gula.