Ambon, 13/1 (Antara Maluku) - Pelantikan Dr. Farida Mony, MM sebagai Rektor Universitas Darusalam (Unidar) Ambon tidak dihadiri pimpinan Kordinator Pendidikan Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah XII Maluku, Maluku Utara (Malut) dan Papua, Zainudin Notanubun.
Walau pun tanpa dihadiri jajaran pimpinan dan staf Kopertis XII, acara pelantikan tetap berlangsung dan dilakukan Ketua umum Yayasan Darusalam Maluku Dr. A. R. Polanunu, di Ambon, Selasa.
Farida Mony diangkat menjadi rektor berdasarkan surat keputusan (SK) Yayasan Darusalam nomor 01/YDM/SK/XII/2015 yang ditanda tangani A.R Polanunu sebagai Ketua Yayasan dan disaksikan staf ahli Gubernur Bidang Pembangunan Lutfy Rumbia.
Ketua umum Yayasan Darussalam Maluku A.R. Polanunu meminta Farida Mony untuk bekerja cepat terutama membentuk kelembagaan organisasi baik tingkat universitas maupun fakultas di lingkup perguruan tinggi swasta tersebut.
"Rektor baru memiliki tugas dan tanggung jawab berat untuk segera menjalankan roda organisasi sesuai dengan ketentuan dan perundang-undangan, sekaligus melakukan pendekatan dengan berbagi pihak untuk menghilangkan dikotomi dan perbedaan di kalangan mahasiswa," katanya.
Selain itu menyiapkan peraturan akademik dan dokumen lain guna mendukung penyelenggaraan tri dharma perguruan tinggi serta menginventarisasi seluruh sumber daya Unidar bersama pimpinan yayasan guna peningkatan dan pengembangan pendidikan pada institusi tersebut.
Farida Mony juga diminta untuk segera berkoordinasi dengan Ketua Kopertis Wilayah XII Maluku, Maluku Utara (Malut) dan Papua, Zainudin Notanubun, agar dapat segera membuka Pangkalan dan Perguruan Tinggi (PDPT) sehingga berbagai program akademik dapat segera berjalan.
PDPT tersebut sangat dibutuhkan Unidar sehingga proses Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan wisuda yang tertunda dalam kurun waktu dua tahun terakhir sebagai akibat dualisme kepemimpinan yayasan dapat teratasi.
Sedangkan Gubernur Maluku Said Assagaff dalam sambutan tertulis dibacakan Staf Ahli bidang Pembangunan Lutfy Rumbia, menilai pelantikan Farida Mony menjadi momentum tepat untuk menyatukan seluruh potensi yang dimiliki guna memajukan Unidar sebagai dalam satu perguruan tinggi (PT) berkualitas di Maluku.
"Sudah waktunya Unidar dikelola secara profesional. Satukan semua kekuatan dan potensi yang dimiliki serta hilangkan dikotomi dan perpecahan, sehingga Unidar dapat tampil menjadi salah satu PT berkualitas dan berdaya saing global," katanya.
Terpenting tandas Gubernur Said pimpinan Unidar dituntut mampu mengembangkan manajemen dan tata kelola yang sehat, transparan dan akuntabilitas sehingga mampu melahirkan sumber daya manusia berkualitas di masa mendatang.
Dualisme
Koordinator Kopertis Wilayah XII Maluku, Malut dan Papua, Zainudin Notanubun secara terpisah menegaskan, dirinya bersama jajaran pimpinan dan staf lembaga tersebut tidak menghadiri pelantikan Farida Mony sebagai Rektor Unidar Ambon, disebabkan adanya dualisme yayasan yang memimpin PT tersebut.
"Belum ada keputusan yang berkekuatan hukum tetap menyangkut yayasan mana yang berhak dan bertanggung jawab mengelola Unidar," katanya.
Dualisme kepemimpinan pada perguruan tinggi yang terkenal dengan sebutan "kampus merah" tersebut dikarenakan adanya sengketa antara Yayasan Darussalam Maluku dan Yayasan Pendidikan Darussalam Maluku menyangkut pengelolaannya.
Sengketa antara dua yayasan tersebut juga saat ini masih bergulir di Pengadilan Negeri (PN) Ambon, di mana pada putusan tingkat pertama dimenangkan oleh Yayasan Darussalam Maluku, sedangkan Yayasan Pendidikan Darusalam sedang melakukan kasasidan belum diputuskan.