Langgur (ANTARA) - Dinas Perikanan Kabupaten Maluku Tenggara(Malra), provinsi Maluku, bekerja sama dengan Pusat Kemaritiman dan Kelautan Universitas Pattimura (Unpatti), Ambon, untuk melakukan kajian guna memperoleh data akurat berbasis sains tentang potensi perikanan dan kelautan di wilayah DP2 Kei Besar.
Kepala Dinas Perikanan Malra, Nicodemus Ubro usai rapat bersama tim dari Unpatti, di Langgur, Rabu mengatakan, aktivitas yang telah dilakukan antara lain pengumpulan data potensi perikanan dan kelautan di wilayah DP2 selama 15 hari.
"Kegiatan ini adalah tindak lanjut dari penandatangnan kesepahaman (MoU) antara Pemkab Malra dengan Unpatti Ambon berkaitan dengan kelautan perikanan," katanya.
Ia menjelaskan, Dinas Perikanan Malra bekerja sama dengan pihak Unpatti melakukan revisi data sumber daya kelautan dan perikanan khususnya di wilayah Kei Besar (DP2).
"Data kelautan dan perikanan yang kita miliki saat ini untuk wilayah DP2 adalah data 10 tahun lalu, sehingga 2019 harus kita kaji kembali supaya diketahui potensi sumber daya kelautan dan perikanan di wilayah Kei Besar (DP2) itu seperti apa, agar perencanaan ke depan relevan dengan potensi yang ada sekarang," katanya.
Kegiatan itu, menurut dia, untuk menjawab visi Bupati dan Wakil Bupati Malra 2018-2023, yakni terciptanya masyarakat setempat yang mandiri, cerdas, demokratis, dan berkeadilan, dengan salah satu misi peningkatan ekonomi kerakyatan yang tertuang dalam program "11 M", yakni perikanan yang berkelanjutan.
Menurut Nicodemus, data yang diperoleh dari tim juga akan dipakai untuk membuat rancangan besar tentang pulau mandiri dan kota pantai.
"Pada waktunya nanti ada uji publik, di mana datanya diolah semua dalam bentuk matriks dan peta tematik serta terakhir konsultasi akhir," katanya.
Tim dari Unpatti yang telah bekerja selama 15 hari di wilayah Kei Besar terdiri dari G V Limmon dan D Sahetapy yang bertugas mengkaji potensi terumbu karang, J.M.S Tetelepta (pariwisata bahari dan mangrove/bakau), J.A Pattikawa (lamun dan ikan), J.A.N Masrikat (oceanography dan GTS Pemetaan), Frederik Rijoly (potensi ikan), James Abrahams (sosek), Donald Doija (perikanan tangkap), Berthay Pattiasina (budi daya laut), dan Juliana Natan (Benthios).
G V Limmon selaku ketua tim menyatakan, pihaknya mengapresiasi Pemkab Malra, khususnya Dinas Perikanan yang melakukan penelitian untuk merevisi potensi sumber daya kelautan perikanan di Pulau Kei Besar (DP2).
"Kebetulan untuk Unppati pola ilmiah pokoknya itu Bina Mulia Kelautan. Jadi kita fokus di kelautan dan perikanan dan wisata bahari," katanya.
Untuk menunjang itu, kata dia, pada 2017 dibangun Pusat Kemaritiman dan Kelautan yang diharapkan bisa menjawab permasalahan yang ada di Maluku dan Indonesia pada umumnya.
"Kita baru saja dilengkapi dengan kapal riset yakni KM Cakrawala Maritim, dan ini pertama kalinya digunakan untuk ekspedisi di DP2 Kei Besar," katanya.
Selama 15 hari kerja, di setiap kecamatan ada tiga titik yang diambil datanya, baik ikan karang, kualitas air, lamun, mangrove, data administrasi sosial ekonomi maupun kesuburan lingkungan.
Selain itu, data perikanan, alat tangkap, dan jumlah tangkapan, daerah budi daya dan lain-lain.
"Berdasarkan data-data itu diharapkan dapat dibuat peta tematik yang akurat, sehingga sangat membantu dalam membuat grand desain pulau mandiri," kata Limmon.
Ia mengemukakan, secara visual, sangat banyak ikan di daerah tertentu dan terumbu karang cukup bagus di wilayah DP2, jadi bisa dibilang potensi untuk perikanan dan pariwisata bahari itu sangat besar.
"Namun, ada beberapa wilayah yang rusak dan perlu direhabilitasi untuk mengembalikan fungsi ekosistem," ujar Limmon.
Dinas Perikanan Malra -Unpatti kaji potensi kelautan dan perikanan Kei Besar
Rabu, 10 April 2019 22:02 WIB