Ternate (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku Utara (Malut) menyatakan sektor hilirisasi industri pertambangan mineral memberikan kontribusi untuk ekonomi Malut yang sangat signifikan, sehingga pada triwulan I-2022 mengalami pertumbuhan sebesar 7,10 persen jika dibandingkan dengan triwulan I-2021.
Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi Malut Samsuddin A. Kadir di Ternate, Rabu, mengatakan sektor hilirisasi tambang mineral memberi kontribusi yang signifikan. Sektor ini turut memberi andil pada kinerja makro pembangunan Malut pada tahun 2021, yang tumbuh sebesar 16,40 persen.
"Selain itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik Malut, pertumbuhan tersebut dipengaruhi oleh industri pengolahan yang mengalami pertumbuhan sebesar 138,92 persen pada triwulan I-2022," katanya usai rapat paripurna penyampaian Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Kepala Daerah 2021.
Dia menyebut, kenaikan ini dipicu oleh lapangan usaha industri pengolahan yang mengalami pertumbuhan tertinggi. Selain itu, kata Samsuddin, jumlah pertumbuhan 16,40 persen itu telah melampaui target yang telah dicanangkan sebelumnya, yakni 9,01 persen.
Sedangkan, perusahaan pertambangan dan hilirisasi Harita Nickel menjadi salah satu pihak yang turut berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi Malut tersebut. Perusahaan yang telah memproduksi feronikel sejak tahun 2016 itu terus mengembangkan pengolahan mineralnya, dan kini mampu menghasilkan Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) sebagai bahan baku baterai kendaraan listrik.
"Sebab, komoditas ekspor unggulan Malut ini menjadi produk yang pertama kali dihasilkan di Indonesia. Saat ini, perusahaan juga sedang dalam tahap akhir pembangunan fasilitas pemurnian yang menghasilkan nikel sulfat dan kobalt sulfat," ujarnya.
Dia mengatakan, bahwa transformasi yang dilakukan oleh Harita Nickel menjadi wujud komitmen perusahaan terhadap hilirisasi.
Transformasi dalam hilirisasi ini mampu mengoptimalkan sumber daya alam sebaik mungkin dan menciptakan nilai tambah.
"Kami berharap kehadiran Harita Nickel beserta produk yang dihasilkannya dapat terus berkontribusi bagi perkembangan ekonomi, baik secara nasional maupun daerah, serta kontribusi lainnya untuk para pemangku kepentingan, khususnya di wilayah kami beroperasi," katanya.
Berdasarkan keterangan pers oleh Kepala BPS Malut, Aidil Adha, pertumbuhan itu tak lepas dari bertambahnya pabrik-pabrik hilirisasi dan fenomena ini terjadi karena penambahan jumlah smelter yang memproduksi feronikel dan Mixed Hydroxide Precipitate (MHP), serta peningkatan volume ekspor feronikel sebesar 98,73 persen.
Baca juga: Kapolda Malut minta jajarannya pantau kebutuhan ekonomi masyarakat, sering dimanipulasi pedagang
Baca juga: Terus melesat, pertumbuhan ekonomi Malut capai 14,44 persen