Jakarta (ANTARA) - Pesawat Garuda Indonesia (GIA-1) yang ditumpangi Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan rombongan sempat berputar-putar hingga 360 derajat saat kunjungan ke Eropa. Pihak Istana memberikan klarifikasi bahwa penyebabnya karena waktu ketibaan di Munich, Jerman, lebih cepat dari perkiraan.
"Hal itu berkaitan dengan waktu ketibaan di Munich, Jerman, dimana pesawat GIA-1 diperkirakan tiba lebih cepat dari slot waktu yang disediakan," kata Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin saat dihubungi dari Jakarta, Senin.
Penerbangan di sekitar wilayah Munich, Jerman, itu dilakukan agar waktu pendaratan pesawat Presiden Jokowi tepat sesuai dengan jadwal.
"Agar kedatangan pesawat GIA-1 sesuai dengan jadwal yang ditetapkan, pilot melakukan holding guna menyesuaikan waktu ketibaan, dengan tetap mengutamakan aspek keselamatan, keamanan dan kenyamanan penerbangan," tambahnya.
Tindakan pilot pesawat GIA-1 tersebut, lanjut Bey, sudah dikomunikasikan dan disetujui Sekretaris Militer Presiden Marsda TNI M. Tonny Harjono yang turut serta dalam penerbangan tersebut.
Presiden Jokowi dan rombongan tiba di Munich International Airport, Minggu (26/6), sekitar pukul 18.40 waktu setempat. Cuaca cerah di Munich terpantau sekitar 28 derajat celcius saat Presiden Jokowi dan rombongan tiba di Ibu Kota Negara Bagian Bavaria tersebut.
Setelah pintu pesawat terbuka, Presiden Jokowi dan Iriana menuruni tangga pesawat dengan disambut oleh Menteri Urusan Eropa dan Internasional Negara Bagian Bavaria Melanie Huml, Duta Besar RI untuk Jerman Arif Havas Oegroseno, dan Atase Pertahanan RI Kolonel Budi Wibowo.
Baca juga: Presiden Jokowi "resuffle" kabinet ganti 2 menteri, perintahkan Hadi Tjahjanto tuntaskan masalah lahan IKN
Presiden diagendakan mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 di Istana Elmau, Jerman. Kunjungan tersebut adalah rangkaian kunjungan luar negeri ke empat negara yakni Jerman, Ukraina, Rusia, dan Persatuan Emirat Arab.
"Setelah dari Jerman, saya akan mengunjungi Ukraina dan akan bertemu dengan Presiden Zelenskyy. Misinya adalah mengajak Presiden Ukraina, Presiden Zelenskyy, untuk membuka ruang dialog dalam rangka perdamaian untuk membangun perdamaian, karena memang perang harus dihentikan dan juga yang berkaitan dengan rantai pasok pangan harus diaktifkan kembali," kata Presiden dalam keterangannya sebelum lepas landas di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Minggu.
Usai mengunjungi Ukraina, Presiden dijadwalkan menuju Rusia untuk bertemu dengan Presiden Vladimir Putin. Pada kesempatan tersebut, Presiden Jokowi mengusung misi perdamaian yang sama dan mengajak Presiden Putin untuk membuka ruang dialog dan menghentikan perang Rusia dan Ukraina.
Sebelumnya, pengamat penerbangan Gerry Soejatman dalam akun Twitter @GerryS yang diunggah Minggu menyebutkan pesawat GIA-1 berputar 360 derajat di sekitar perbatasan Iran dan Turki, berdasarkan pantauan situs pelacak penerbangan Flightradar 24.
"OK, can someone tells me what was going on here? It's carrying the #president... things like this raises questions... why the 360 turn? #Indonesia," tulis Gerry.
Dia juga menyebut pesawat GIA-1 adalah the 2nd most monitored flight di situs pelacak penerbangan itu. Ia memperkirakan kegiatan pesawat berputar atau holding di perbatasan negara biasanya karena masalah izin penerbangan (flight permit) atau persetujuan penerbangan (flight approval) utnuk melintas di atas negara yang akan dilalui.
Baca juga: Sudah final, Presiden Jokowi minta tidak ada kenaikan tarif masuk Candi Borobudur
Pesawat Presiden Jokowi berputar-putar 360 derajat saat kunjungan ke Eropa, begini penjelasannya
Selasa, 28 Juni 2022 9:46 WIB