Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden Ma’ruf Amin berharap Memorandum of Understanding (MoU) atau nota kesepahaman tentang Joint Trade Committee antara Indonesia-Mesir dapat segera ditandatangani.
Hal itu disampaikan Wapres saat melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Mesir Mostafa Kamal Madbouly, di Paviliun Kantor Perdana Menteri Mesir, Sharm El Sheikh International Convention Centre (SHICC), Sharm El Sheikh, Mesir, Selasa (8/11), sebagaimana siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu dini hari.
"Saya mohon dukungan Yang Mulia, agar MoU Joint Trade Committee dapat segera ditandatangani dan inisiatif pembentukan Preferential Trade Agreement dapat segera dibahas," ucap Wapres berharap.
Sebelumnya, saat bertemu Duta Besar Mesir untuk RI Ashraf Mohamed Moguib Sultan di Jakarta pada 5 Oktober 2022 lalu, Wapres juga menekankan hal yang sama.
"Saya mencatat adanya tarif bea masuk impor yang tinggi khususnya produk barang jadi, saya harap pemerintah Mesir dapat menurunkan tarif bea masuk. Untuk itu, saya menyambut baik rencana Preferential Trade Agreement Indonesia-Mesir dalam waktu dekat," ungkapnya.
Sejalan dengan Wapres, PM Kamal Madbouly pada kesempatan itu menyampaikan bahwa Mesir juga ingin terus meningkatkan kerja sama di berbagai bidang dengan Indonesia.
Baca juga: Wapres Ma'ruf Amin tinjau paviliun Indonesia di UNFCCC Sharm El Sheikh Mesir
Ia ingin melanjutkan jalinan kerja sama kedua negara yang sangat baik sejak zaman Presiden RI Soekarno dan Soeharto serta Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser.
"Kami tentu saja terus berupaya kuat untuk meningkatkan kerja sama bilateral khususnya di bidang kerja sama ekonomi," tegasnya.
Sebagai informasi, selama 2021 nilai ekspor beberapa komoditas non-migas Indonesia ke Mesir meningkat, yaitu minyak sawit, ban kendaraan, produk kayu, kendaraan penumpang, kelapa, saus dan bumbu masakan, produk kimia, alas kaki dan sabun.
Selama 3 tahun terakhir, Mesir selalu menjadi salah satu penyumbang transaksi terbesar di Trade Expo Indonesia (TEI). Pada TEI 2019, Mesir menempati peringkat pertama dengan 270,51 juta dolar AS, sedangkan pada TEI 2020 dan 2021, Mesir berada di peringkat kedua dengan transaksi 244,29 juta dolar AS dan 560,2 juta dolar AS.
Namun demikian, masih ada tantangan dalam meningkatkan hubungan perdagangan dengan Mesir. Salah satunya adalah kebijakan baru Mesir tentang tarif bea masuk bagi sejumlah produk impor, yang mengakibatkan harga produk Indonesia yang masuk ke Mesir tidak kompetitif dibandingkan dengan produk serupa dari negara lain.
Baca juga: Wapres Ma'ruf Aminserukan tindakan kolektif atasi krisis planet di COP27
Ke depan, Indonesia dinilai perlu terus mengupayakan agar Mesir bersedia menyusun Preferential Trade Agreement (PTA).
Indonesia perlu memanfaatkan posisi strategis Mesir di kawasan sebagai hub dan pintu gerbang bagi ekspor produk unggulan Indonesia ke pasar negara-negara Arab dan Afrika, khususnya produk minyak sawit, biji kopi, produk ban, produk aki dan produk perikanan.
Saat ini, Kementerian Perdagangan RI sedang memfinalisasi counterdraft MoU pembentukan Joint Trade Committee RI-Mesir sebagai mekanisme bilateral untuk peningkatan kerja sama perdagangan, termasuk rencana pembentukan PTA. Draf MoU JTC telah siap ditandatangani secara sirkuler atau langsung.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Wapres harap MoU Joint Trade Committe RI-Mesir segera ditandatangani