Ambon (ANTARA) - PT. Pegadaian Cabang Ambon, Maluku, menyatakan penyaluran kredit hingga triwulan III-2022 sudah mencapai Rp534 miliar atau mencapai 101,9 persen dari target tahun ini yang sebesar Rp524 miliar.
"Kita sudah berhasil capai target pada bulan September 2022 karena didorong oleh kredit gadai. Jadi kalau target kita secara keseluruhan berhasil dan melebihi target juga ditopang dengan penyaluran dana Kredit Usaha Mikro atau KUR Syariah yang baru dibuka akhir bulan Juni 2022 yang tidak memiliki agunan," kata Pimpinan Kantor Pegadaian Cabang Ambon Rusydi Tanjung di Ambon, Jumat.
Kredit bisnis gadai yakni barangnya harus disimpan di Kantor Pegadaian sebagai jaminan, ada juga ada sistim menggadai lain seperti kendaraan miliknya bisa dibawa tapi surat-suratnya ditahan.
"Macam-macam bisnis gadai ini, apalagi Pegadaian Ambon memiliki enam cabang yakni di Tual, Masohi, dan di Ambon ada empat yakni Cabang Ambon Syariah, cabang Nusaniwe, dan cabang Passo," ujarnya.
Baca juga: Pegadaian Ambon gunakan kebijakan relaksasi capai omzet Rp1,36 triliun, begini penjelasannya
Ia menjelaskan empat cabang Pegadaian di Ambon kebanyakan untuk melayani berbagai jenis perdagangan, sedangkan di Tual dan Masohi kebanyakan nasabah dari unsur perikanan atau hasil laut, seperti kepada nelayan.
"Jadi mereka ini bukan nelayan saja, tetapi hasil laut ini mereka kumpul dan kirim lagi ke Makassar atau ke Jakarta dan sebagainya yang membutuhlkan dana," katanya.
Sedangkan penyaluran dana KUR, lanjutnya, diberikan kepada nasabah maksimal sebesar Rp10 juta per orang. Realisasinya sampai dengan bulan Oktober 2022 sudah disalurkan sebesar Rp700 juta bagi 80 orang nasabah.
Dia mengatakan, Kantor Pegadaian Ambon tetap akan memperbesar penyaluran kredit nongadai dengan memberikan manfaat kepada masyarakat Ambon khususnya Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Hal ini disebabkan UMKM di Kota Ambon maupun Maluku pada umumnya masih cukup banyak.
Baca juga: Pegadaian Ambon salurkan Rp700 juta KUR Syariah tanpa agunan, begini penjelasannya
"Jadi kalau UMKM yang punya paket modal yang besar misalnya bisa pakai agunan, tetapi kalau seperti KUR Syariah tanpa agunan masih dilayani dengan maksimal Rp10 juta," katanya.
Menurut dia, Kantor Pegadaian Ambon punya potensi yang besar terutama UMKM di daerah yang di situasi pandemi COVID-19 tetap berkembang. Bahkan, ia mengatakan tanpa UMKM maka Pegadaian sendiri juga akan sulit.
"Di Kota Ambon ini hanya satu Cabang Pegadaian Syariah dengan tiga unit pelayanan yang bisa menjalankan program dengan memanfaatkan dana CSR atau kalau di syariah dikenal dengan nama Dana Kebajikan Umat atau DKU, artinya itu semua dana masyarakat yang selama ini kita kumpulkan, dan tidak untuk keuntungan pribadi, tetapi untuk meningkatkan masyarakat di sekitarnya dilingannya," katanya.