Ambon (ANTARA) - Pengukuhan adat Raja Negeri Assilulu, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng), Provinsi Maluku, diwarnai aksi protes dari sejumlah warga setempat, Senin.
Kelompok masyarakat yang adalah turunan dari mata rumah Tau Kalauw Maka'ue itu terpaksa melakukan hal demikian karena mereka menilai ada yang salah dengan tatanan adat yang dilakukan dalam pengukuhan raja negeri Assilulu.
Saat aksi tersebut, massa yang berjumlah puluhan orang ini meneriaki untuk kembalikan adat negeri Assilulu sesuai aturan leluhur .
"Kami ini Kalauw asli. Kami mempunyai tugas terkait hal-hal adat di negeri ini. Jadi jangan sembarang mengatur adat. Jangan injak-injak tatanan adat negeri ini," teriak mereka
Baca juga: Pemprov terus dorong pembangunan negeri adat di Maluku, lestarikan budaya
Kapolsek Leihitu, Iptu Julkisno Kaisupy mengatakan, saat protes adat itu berlangsung, tidak terjadi konflik mau pun bentrokan. Aksi protes dari sejumlah warga Asilulu itu pun hanya berlangsung selama kurang lebih satu jam, dan dapat diamankan oleh sejumlah aparat keamanan.
“Intinya tidak ada konflik dan bentrokan itu tidak ada. Yang ada adalah protes dan itu bisa diatasi oleh aparat keamanan dari Polri maupun TNI Polri, di mana tidak ada korban dan lain-lain, tidak ada,” ujarnya.
Baca juga: Perahu mesin angkut 10 orang dilaporkan hilang di perairan Raja Ampat, begini kronologinya
Meski pun dalam protes turunan matarumah tau Kalauw Maka'ue ini sedikit terjadi aksi saling dorong dengan TNI/Polri, namun akhirnya dapat diamankan.
Julkisno menerangkan, aksi protes itu diamankan oleh sejumlah aparat keamanan. Penanganannya dilakukan dengan mengimbau kepada pihak-pihak yang berselisih paham dan , lanjutnya, kegiatan pengukuhan raja adat berjalan sesuai yang diagendakan.
“Kita mengimbau kepada warga yang berselisih paham, dan alhamdulillah mereka mau dengar. Akhirnya suasana cair dan berjalan aman dan lancar,” katanya.
Massa mengamuk setelah adanya penyambutan adat terhadap Bupati Malteng, Abua Tuasikal.
Baca juga: VIDEO - Travelling ke Maluku, melihat Rumah Kancing kediaman Raja yang tahan gempa