Ambon (ANTARA) - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Provinsi Maluku melakukan pengawasan peredaran kopi yang mengandung bahan kimia obat di sejumlah tempat di Kota Ambon.
"Pengawasan kopi instan yang mengandung bahan kimia obat dilakukan di sejumlah sarana di Kota Ambon. Kami belum menemukan peredaran kopi tersebut," kata Kepala BPOM Maluku, Hermanto, di Ambon, Sabtu.
Dalam menindaklanjuti temuan BPOM RI, pihaknya melakukan pemantauan dan meningkatkan pengawasan terhadap peredaran produk obat dan makanan.
"Kami tetap meakukan pengawasan tidak hanya terhadap produk kopi instan kemasan kecil saja, tetapi juga terhadap produk termasuk yang ilegal," katanya.
BPOM menemukan produk kopi kemasan mengandung zat kimia berbahaya, seperti sildenafil dan paracetamol. Produk kopi berbahaya tersebut diketahui dijual secara daring.
Ada enam merek kopi kemasan yang diduga mengandung bahan sildenafil dan paracetamol, yakni kopi jantan, cleng, bapak, spider, urat madu dan kopi Jakarta Bandung.
"Kami rutin melakukan pengawasan terhadap produk obat dan makanan yang beredar dan sampai saat ini tidak ditemukan produk kopi yang mengandung bahan kimia obat," katanya.
Pekan depan, pihaknya akan menurunkan tim ke kabupaten lainnya untuk mengecek produk obat dan makanan yang rusak, kedaluwarsa, maupun mengandung BKO.
"Jika ada info terkait kopi BKO masyarakat dapat menghubungi BPOM agar dapat ditindaklanjuti," ujarnya.
Ia mengimbau masyarakat untuk menjadi konsumen cerdas saat membeli produk obat dan makanan, baik yang dibeli secara langsung di toko dan swalayan maupun secara daring.
"Masyarakat diimbau untuk melakukan cek KLIK saat membeli produk, yakni cek kemasan, cek label, cek izin edar, dan cek kedaluwarsa," katanya.