Ternate (ANTARA) - Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas ll Ternate, menyatakan penundaan pelayaran semata dilakukan untuk menjamin keselamatan penumpang dari risiko kecelakaan akibat gelombang tinggi dan cuaca ekstrem di perairan Provinsi Maluku Utara.
Kepala Seksi Lalu Lintas Angkutan Laut dan Usaha Kepelabuhan KSOP Kelas ll Ternate, Junaedi, menyatakan hal tersebut saat menemui calon penumpang yang berdemonstrasi di kantor KSOP Ternate, Selasa sore. Junaedi mengatakan, pihaknya menutup aktivitas pelayaran karena sesuai dengan himbauan dari BMKG terkait situasi laut yang akhir-akhir ini ekstrem, sehingga dikhawatirkan terjadinya kecelakaan laut.
"Selain itu, keselamatan penumpang adalah yang paling diutamakan mengingat cuaca akhir-akhir ini yang tidak menentu," kata Junaidi saat menerima protes puluhan calon penumpang.
Puluhan calon penumpang dari kapal motor (KM) Queen Mary tujuan Halmahera Selatan, dan Kapal KM Permata Obi tujuan Sanana, Kepulauan Sula (Kepsul), pada Selasa menggelar demonstrasi untuk memprotes penundaan pelayaran.
Menurut Junaedi, KSOP harus mengikuti himbauan dari BMKG, karena belajar dari pengalaman terjadinya musibah tenggelam kapal di Malut, sehingga harus berhati-hati memberikan izin pelayaran.
Dia mengatakan, pihaknya akan segera melakukan koordinasi dengan pihak kapal agar mengetahui jadwal pasti keberangkatan para penumpang itu.
"Mohon bersabar, saya akan komunikasi dengan pihak agen untuk tanya kepastiannya baru nanti disampaikan," ujarnya.
Baca juga: KSOP Ternate masih menutup aktivitas pelayaran antarpulau di Malut
KSOP Kota Ternate, hingga Selasa (19/7) masih menutup sementara seluruh aktivitas pelayaran antarpulau, menyusul kondisi cuaca buruk terutama di perairan Ternate dan berbagai daerah di Malut dan seluruh aktivitas pelayaran masih ditunda selama dua hari sejak dikeluarkan surat penundaan seluruh aktivitas pelayaran pada 18 Juli 2022 karena kondisi cuaca buruk.
KSOP Ternate telah mengeluarkan surat bernomor : UM.003/II/14/KSOP.TTE-2022 terkait penundaan seluruh aktivitas pelayaran akibat cuaca buruk dan hingga saat ini surat tersebut belum dicabut, karena kondisi cuaca yang masih buruk.
Penundaan seluruh aktivitas pelayaran itu untuk mengantisipasi terjadinya korban jiwa dan harta benda di laut, sehingga seluruh pelayaran mulai dari kapal penumpang lokal, Ferry, perintis, landing craft tank, SPOB dan kapal rakyat rute Ternate-Dama-Morotai-Bacan, Pulau Obi, Sanana, Batang Dua hingga ke Provinsi Sulawesi Utara yakni Ternate-Bitung dan Ternate-Manado.
Baca juga: Pelni Ambon sampaikan pelarangan berlayar akibat cuaca ekstrim sudah dicabut, kapal perintis kembali berlayar
Sementara itu, puluhan calon penumpang kapal melakukan protes karena kapal yang akan ditumpanginya di Pelabuhan Ahmad Yani Ternate ditunda keberangkatannya sejak Senin (18/7), dan belum diketahui pasti kapan untuk berangkat.
Salah seorang calon penumpang dalam aksinya menyatakan, seharusnya KSOP berikan kejelasan agar penumpang bisa mendapatkan informasi kepastian jadwal keberangkatan, sehingga tidak harus menunggu di pelabuhan hingga dua hari berturut-turut.
Tidak hanya itu, para penumpang juga mengatakan, karena dilakukan penundaan mereka terpaksa mengeluarkan biaya makan karena hanya menunggu ketidakpastian di kapal mereka.
"Kami telah mengeluarkan banyak uang untuk kebutuhan makan dan minum saat penundaan keberangkatan, seharusnya beri penjelasan supaya kita tahu betul kapan kami berangkat," ujar salah satu calon penumpang, Muchlis.
Baca juga: Cuaca ekstrem akibatkan harga bahan pangan masih tinggi di Ambon
KSOP Ternate: penundaan pelayaran demi keselamatan penumpang
Selasa, 19 Juli 2022 18:53 WIB