Ambon (ANTARA) - Penjabat (Pj) Wali Kota Ambon, Bodewin M. Wattimena, mengatakan beban sosial yang besar memicu tingginya inflasi di Kota Ambon saat ini.
"Kalau berdasarkan data, jumlah penduduk warga Kota Ambon tidak sebanyak yang ada saat ini di Kota Ambon. Banyak warga dari daerah lain ikut belanja disini, padahal yang dipasok terbatas," kata Wattimena, di Ambon, Senin.
Menurutnya, Pemkot Ambon harus menanggung beban semua orang yang ada di Kota Ambon, termasuk warga yang notabene bukan penduduk Kota Ambon.
Hal itu terlihat jelas, karena bahan pokok seperti beras, gula, minyak tanah, BBM dan lainnya yang didistribusikan berdasarkan jumlah penduduk di Kota Ambon, tidak mencukupi kebutuhan masyarakat.
Baca juga: PJ wali kota Ambon minta ASN komitmen perbaiki tata kelola keuangan
Distribusi bahan yang dialokasikan berdasarkan jumlah penduduk di Kota Ambon tidak sebanding dengan jumlah konsumen, karena warga dari luar Kota Ambon juga turut membeli.
"Nah ini yang menyebabkan inflasi kita di Kota Ambon itu tinggi. Misalnya, dari Maluku Tengah, Buru, SBB, SBT dan lainnya datang ke Ambon yang datang belanja disini," ujarnya.
Meski begitu, Sekretaris DPRD Provinsi Maluku itu mengakui, sebagai pusat Ibu Kota Provinsi Maluku, tentu hal semacam itu menjadi risiko. Tak cuma itu, ada juga masalah stunting di Kota Ambon yang perlu didata secara baik.
Memang, penderita stunting di Ambon merupakan tanggungjawab Pemerintah Kota. Akan tetapi, yang dari daerah lain datang melahirkan di Ambon, kemudian balik ke daerah asal, harusnya tidak boleh tercatat sebagai warga Kota penderita stunting.
"Ini yang harus dipilah secara baik, supaya kita bisa melihat data stunting di Kota Ambon secara benar," ujarnya.
Baca juga: PJ Wali Kota : ASN Ambon tidak netral di pilkada diberi sanksi