Ambon (ANTARA) - Komunitas Waste For Change (Waste4Change) Maluku mendorong kesetaraan gender guna mencegah tindak kekerasan terhadap perempuan di Kota Ambon.
“Peran ganda kini bukan lagi hanya dijalankan oleh perempuan, namun dapat dilakukan bersama-sama dengan pria dan anak, baik anak perempuan maupun anak laki-laki, sehingga semua setara dan berdaya,” kata Gender Specialist CCBO Amalia Wulansari, di Ambon, Kamis.
Hal ini disampaikan dalam seminar bertajuk “Kota Ambon: Setara dan Berdaya dalam Gender, Siapkah?” bersama Komunitas Green Moluccas.
Seminar yang merupakan salah satu kegiatan dari rangkaian program Desentralisasi Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat di Kota Ambon ini dihadiri oleh lebih dari 200 orang peserta.
Peserta hadir dari berbagai latar belakang mulai dari Aparatur Sipil Negara (ASN), pelajar dari beberapa Sekolah Menengah Atas (SMA) hingga masyarakat umum.
Amalia mengaku, seminar ini berupaya memberikan pemahaman bagi peserta tentang peran dan keterlibatan perempuan dalam pengambilan keputusan di lingkungan kerja.
“Tidak hanya itu, dalam seminar ini diedukasi bahwa perempuan maupun laki-laki dapat mengutarakan pendapat untuk mendorong kesetaraan gender, dan pencegahan serta penanganan tindak kekerasan,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Dinas P3AMD Kota Ambon Meggy M. Lekatompessy berharap, kesetaraan gender di Kota Ambon dapat mendukung pembangunan nasional.
“Kita perlu meraih keseimbangan. Perempuan berdaya, anak terlindungi, Indonesia maju,” katanya.
Terkait kasus kekerasan, Meggy menyebutkan, per Juni 2023, jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak mencapai 27 kasus dengan korban perempuan dan 40 kasus pada anak.
“Saat ini upaya Pemerintah Kota Ambon melalui Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) sebagai saluran pengaduan tindakan diskriminasi dan kekerasan, termasuk perdagangan orang. Hal ini sebagai bentuk pencegahan hingga penanganan,” ucap Meggy.