Ternate (ANTARA) - Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C Ternate menyatakan, penerimaan kepabeanan di Maluku Utara (Malut) untuk tahun 2023 mencapai Rp333 miliar atau 228.89 persen.
"Memang, dari sisi penerimaan, Alhamdulillah Bea Cukai Ternate berhasil mencapai realisasi penerimaan kepabeanan yang melebihi target yang ditetapkan pusat pada tahun 2023 realisasi penerimaan target sebesar Rp333 miliar atau 228,89 persen dari target yang ditetapkan sebesar Rp150,1 miliar," kata Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C Ternate, Jaka Riyadi di Ternate, Senin.
Imala menyatakan, penerimaan kepabeanan yang berhasil dicapai merupakan dukungan dari mitra Bea Cukai, serta bagian dari upaya dalam menghidupi optimisme dan menjawab tantangan yang ada di wilayah Malut.
Jaka Riyadi mengungkapkan, keberhasilan ini menjadi plat form untuk bersinergi dan kolaborasi antara Bea Cukai Ternate dengan pengguna jasa dan mitra kerja. Dengan sinergi dan kolaborasi ini, agar dapat menjalankan sisa tahun 2024 ini dengan penuh optimisme dalam upaya tujuan organisasi.
Menurut dia, berdasarkan laporan, untuk neraca perdagangan mencatatkan nilai surplus sebesar 7,03 miliar U$D dengan nilai ekspor sebesar 10,2 miliar dollar Amerika di atas nilai impor sebesar 3 miliar U$D, sedangkan tingkat pertumbuhan ekonomi Malut tumbuh sebesar 20,49 persen (ctc) menjadikan yang tertinggi ditingkat nasional dimana tingkat nasional ditetapkan sebesar 5,05 persen (ctc).
Selain itu, Bea Cukai juga mengawal kebijakan pemerintah seperti Proyek Strategis Nasinal (PSN) di Malut misalnya, Industri Weda By (Halteng) dan kawasan industri di Pulau Obi (Halsel).
"Ada juga pengawalan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan kegiatan Monev di Morotai, dan tentunya kami juga mendorong serta memberikan asistensi bagi para UMKM dan pelaku usaha agar dapat memasarkan produknya di pasar internasional seperti yang terjadi pada awal Maret 2024 kami memberikan dukungan atas ekspor perdana komoditi wood pellet oleh PT. Mangole Timber Produse," katanya.
Lanjutnya, secara keseluruhan devisa ekspor non tambang mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan. Tercatat pada tahun 2023 devisa ekspor non tambang sebesar 4,8 juta U$D atau tumbuh sebesar 78,52 perse dari tahun 2022 yang hanya 2,7 juta U$D. Bahkan di tahun ini, sampai dengan bulan Agustus 2024 devisa ekspor non tambang mencapai 6,94 juta U$D.
Di sektor perikanan, sejak akhir 2023 selain komoditi perikanan khusus dari Morotai ada juga melalui pelabuhan perikanan Tobelo menggunakan pelayaran sebanyak 7 sarana tambahan pengangkut, dan Agustus 2024 devisa ekspor perikanan Morotai sebesar 3,7 juta U$D dengan volume tonase (Kg) sebesar 483 ton, mengalami kenaikan jika dibandingkan pada periode yang sama pada 2023 dengan devisa sebesar 2 juta U$D dengan volume tonase 248 ton. Selain pertambangan dan perikanan, kami juga mendorong investasi di bidang lainnya (UMKM).