Ternate (ANTARA) - Pj Gubernur Maluku Utara (Malut), Samsuddin Abdul Kadir menginginkan adanya sinergi kebijakan yang digagas lewat sinergiPerbankan untuk perkuat dan percepat transformasi ekonomi daerah khususnya di wilayah Malut.
"Saya menginginkan sinergi kebijakan terus diperkuat untuk mempercepat transformasi ekonomi daerah agar perekonomian tumbuh lebih kuat," kata Pj Gubernur Malut, Samsuddin A. Kadir di Ternate, Jumat.
Dirinya melihat, Bank Indonesia telah berkomitmen untuk senantiasa bersinergi dalam memperkuat stabilitas dan transformasi ekonomi nasional.
Dalam menghadapi dinamika ekonomi global yang cenderung stagnan dan dibayangi ketidakpastian seiring eskalasi tensi geopolitik, sinergi erat kebijakan Pemerintah, Bank Indonesia, dan otoritas terkait akan mampu memitigasi dampak rambatan ketidakpastian global," katanya.
Samsuddin sampaikan, bahwa sinergi kebijakan terus diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Nasional dan daerah yang berkelanjutan dan inklusif.
Bank Indonesia terus mengarahkan respons bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran untuk memperkuat stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Untuk itu, Pemprov Malut mengapresiasi Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) yang dilaksanakan hari ini, dimana kegiatan ini merupakan puncak high level event (HLE) Bank Indonesia yang telah diselenggarakan secara rutin sejak tahun 1969.
Agenda utama PTBI, lanjut Samsuddin, adalah untuk menyampaikan pandangan Bank Indonesia mengenai kondisi perekonomian Nasional dan daerah, tantangan yang dihadapi dan arah kebijakan Bank Indonesia ke depan, serta penyampaian arahan Presiden Republik Indonesia mengenai kebijakan Pemerintah ke depan.
Pandangan dan arahan tersebut tentu saja sangat ditunggu oleh para pemangku kepentingan dan akan menjadi referensi, khususnya bagi pelaku industri, investor dan kalangan dunia usaha dalam menentukan berbagai kebijakan maupun keputusan bisnis ke depan," kata Samsuddin A. Kadir.
PTBI pada tahun ini mengusung tema “Sinergi Memperkuat Stabilitas dan Transformasi Ekonomi Nasional" ini didasarkan pertimbangan bahwa stabilitas makroekonomi yang saat ini terjaga dengan baik perlu terus dipertahankan di tengah berlanjutnya tantangan domestik dan global.
Stabilitas makroekonomi yang terus terjaga merupakan salah satu prasyarat penting untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang yang berkelanjutan dan inklusif, serta sebagai pijakan untuk keberlanjutan transformasi ekonomi menuju Indonesia Emas.
Dia menyebut, pertemuan itu dapat menjadi acuan bagi Pemerintah Provinsi Malut dan seluruh pemerintah kabupaten/kota dalam merumuskan langkah kebijakan serta program strategis menghadapi tantangan ekonomi global maupun nasional.
Sementara itu Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku Utara, Dwi Putra Indrawan menyatakan, Maluku Utara merupakan daerah konsumen mengingat hampir 80% pasokan pangan berasal dari luar Maluku Utara, untuk itu pentingnya peningkatan produksi dan kerja sama antara daerah menjadi kunci dalam pengendalian inflasi di Maluku Utara.
"Hal tersebut sejalan dengan arahan Bapak Presiden Republik Indonesia pada rakornas inflasi tahun 2024 untuk terus mendorong kerja sama antar daerah dalam rangka pengendalian inflasi," ucap Dwi Putra.
Dirinya juga katakan, melalui sinergi TPID dengan GNPIP pada tahun ini telah terlaksana tiga penandatanganan MOU antar daerah untuk komoditas barito dan cabai merah baik antara Pemerintah Kota Tidore dengan Kota Makassar, Ternate dengan Halteng, Tidore dengan Haltim, dan akan terus diperluas sebagai upaya mengatasi ketersediaan pasokan di wilayah Maluku Utara.
Dengan mempertimbangkan beberapa hal tersebut di atas, pada tahun 2024 ini dan proyeksi inflasi Maluku Utara agar terjaga pada rentang 2,2% - 2,6% (yoy) di tengah ketidakpastian geopolitik kenaikan tarif cukai dan terbatasnya hasil panen beras di daerah pemasok.