Ambon (ANTARA) - Kapolda Maluku, Irjen Pol Eddy Sumitro Tambunan mengajak masyarakat di kawasan Tugu Trikora Ambon untuk memperkuat koordinasi dan kerja sama dalam mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi.
Hal ini disampaikannya pascabentrok antar pemuda di kawasan Tugu Trikora tersebut, sebagai langkah merespon cepat agar persoalan serupa tidak terulang lagi.
"Saya minta warga untuk saling berkoordinasi jika ada permasalahan. Mari kita tetap menjaga persaudaraan dengan baik, jangan mudah diadu domba oleh pihak yang tidak bertanggung jawab yang tak ingin melihat Ambon tetap aman dan damai," kata Kapolda, di Ambon, Selasa.
Orang nomor 1 Polda Maluku ini melaksanakan tatap muka dengan masyarakat setempat atau yang mendiami kawasan Tugu Trikora. Tujuannya untuk berbicara dari hati ke hati guna menuntaskan permasalahan yang terjadi.
Pertemuan yang berlangsung di Ruang Vicon Markas Polda Maluku, Kota Ambon, ini Kapolda didampingi Direktur Binmas, dan Direktur Intelkam Polda Maluku beserta Kapolresta Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease.
Kapolda dalam arahannya meminta masyarakat yang mendiami kawasan tugu Trikora agar lebih peka terhadap setiap isu yang bersifat provokatif. Warga diharapkan segera melaporkan setiap isu negatif yang diterima dari orang tidak bertanggung jawab kepada aparat keamanan.
Pada kesempatan itu, Kapolda juga menyampaikan terima kasih kepada masyarakat yang bermukim di kawasan tugu Trikora karena sudah bersedia hadir dalam pertemuan ini, bahkan telah ikut membantu aparat keamanan dalam meredam konflik yang terjadi.
"Terima kasih karena upaya yang dilakukan masyarakat ini dampaknya sangat besar yakni tidak menjalar ke wilayah lain dan juga sudah menegaskan bahwa bentrok yang terjadi bukan masalah SARA," ungkapnya.
Ucapan terima kasih kepada aparat keamanan dalam hal ini TNI dan Polri juga disampaikan salah satu warga yang hadir. Kerja keras aparat keamanan telah berhasil meredam bentrok tersebut.
"Terima kasih kepada pihak kepolisian dan aparat terkait yang sudah bekerja keras meredam dan mengendalikan bentrok yang terjadi hingga bisa cepat aman. Warga juga meminta agar pengalaman yang pernah terjadi di tahun 1999 jangan lagi terjadi karena akan membuat masyarakat Maluku khususnya di kota Ambon akan semakin sengsara," ucap salah seorang warga Rahman.
Rahman mewakili warga di kawasan tersebut juga berharap agar aparat keamanan lebih sigap dan cepat apabila terjadi permasalahan, sehingga tidak membesar dan merembet ke wilayah lain.
Ia mengaku, dua kelompok bertikai yang saat itu juga hadir menyampaikan sikap bahwa bentrok yang terjadi adalah masalah biasa, bukan permasalahan SARA.
"Sebab hubungan persaudaraan yang sudah terjalin selama ini sangat baik dan tidak bisa dipisahkan oleh siapapun sehingga aparat keamanan harus tegas menindak siapapun yang sengaja Ingin merusak persaudaraan orang Maluku," terangnya.
Sebelumnya, telah terjadi peristiwa bentrok antar kelompok warga di kawasan Tugu Trikora Ambon pada Minggu dini hari. Informasi dari kepolisian, keributan ini bermula dari cekcok antar pemuda yang diduga terlibat balap liar dan mabuk-mabukan di sekitar Tugu Trikora tersebut.
Perselisihan kecil tersebut memicu konsentrasi massa hingga akhirnya terjadi bentrokan yang meluas ke beberapa jalan utama dan kawasan permukiman.
Akibat bentrokan ini, tiga sepeda motor dan satu bangunan dilaporkan dibakar. Beberapa orang juga mengalami luka-luka akibat lemparan batu. Aparat kepolisian dari Polresta Ambon yang mendapat laporan sejak Minggu (12/1/2025) pukul 01.30 WIT dini hari langsung bergerak ke lokasi kejadian.
Petugas sempat melepaskan tembakan peringatan dan gas air mata untuk membubarkan massa, namun aksi saling serang terus berlangsung hingga pagi.
Pada Minggu pagi, situasi di lokasi berangsur kondusif. Meski begitu, ruas jalan utama di sekitar Tugu Trikora dipenuhi puing-puing batu dan sisa bentrokan. Untuk mencegah bentrokan susulan, aparat keamanan dikerahkan di sejumlah titik strategis di Kota Ambon. Hingga saat ini, polisi masih mengidentifikasi pelaku yang memicu bentrokan.