Ambon (Antara Maluku) - Polisi diminta agar mengungkapkan peneror bom akan meledak di pesawat Batik Air penerbangan dari Bandara Internasional Pattimura Ambon - Jakarta, pada Jumat pagi.
"Kami sudah melaporkan ancaman bom tersebut ke polisi dan diharapkan diungkapkan karena aksi tidak bertanggung jawab itu meresahkan masyarakat," kata Manager Batik Air Ambon, Ramly Makawimbang, di Ambon, Jumat.
SMS ancaman itu awalnya ditujukan kepada stafnya yakni Linda pada pukul 07.08 WIT.
SMS tersebut mengemukakan "ada bom siap meledak di batik air tgl 17 pagi Amq Jkt".
Ancaman serupa dari nomor HP yang sama juga ditujukan kepada staf Batik Air Ambon, Yanti pada pukul 07.12 WIT.
Padahal, pesawat dengan nomor penerbangan ID 6171 yang mengangkut 125 penumpang terdiri dari satu penumpang bisnis dan 124 lainnya ekonomi itu tinggal landas dari Bandara Internasional Pattimura Ambon pada Jumat pagi, pukul 06.40 WIT.
"Jadi peristiwa tidak boleh terjadi lagi karena ini berkaitan dengan kenyamanan dan keselamatan penerbangan sehingga polisi diharapkan mengungkapkan aksi teror tersebut," tegas Ramly.
Sebelumnya, salah seorang penumpang, Pieter Saimima, membenarkan, sedang menjalani karantina setelah mendarat di bandara Internasional Hasanuddin dengan alasan terjadi gangguan teknis.
"Kami tiba - tiba diumumkan pramugari bahwa pesawat mendarat darurat di bandara Internasional Makassar dengan alasan gangguan teknis," ujarnya.
Hanya saja setelah mendarat, maka langsung diarahkan ke ruangan karantina, selanjutnya dilakukan pemeriksaan secara intensif.
"Kami diperiksa hingga kaus kaki dan dilarang keluar dari ruangan karantina," ujarnya.
Pieter yang adalah Kadis Perhubungan Kota Ambon itu ke Jakarta bersama sejumnlah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemkot setempat dalam rangka pencanangan program "Mangente Ambon 2015".
Daftar pembeli tiket pesawat Batik Air yang terbang dari Bandara Internasional Pattimura Ambon - Jakarta antara lain Kajati Maluku, Chuck Suryosumpeno, Wakil Ketua DPRD Maluku, Richard Rahakbauw, Sekwan Maluku, Roy Manuhuttu dan Bupati Seram Bagian Barat (SBB), Jakobus Puttileihalat.
Keluarga penumpang Batik Air di Kota Ambon dan sekitarnya meresahkan ancaman bom tersebut sehingga bertanya ke berbagai pihak berkompoten.
"Kami khawatir sekiranya ancaman bom itu benar dan musibah besar melanda Maluku sekiranya bahan peledak itu meledak di dalam pesawat," kata keluarga penumpang.