Ambon (ANTARA) - Sejumlah pedagang pakaian bekas atau dalam istilah lokal disebut "cakar bongkar" nekat berjualan kembali di lokasi reruntuhan pasar Mardika Kota Ambon, Provinsi Maluku, yang dirobohkan untuk program revitalisasi pasar tradisonal.
Dari pantuan ANTARA di reruntuhan pasar Mardika, Rabu, terlihat belasan pedagang sudah mulai membuka lapak sementara di samping area pembongkaran yang dulunya mereka tempati. Sejumlah pedagang mengaku memilih untuk berjualan lagi di area pembongkaran karena lebih mudah diakses oleh para pembeli, ketimbang tempat pasar sementara yang disiapkan oleh Pemkot Ambon.
Seorang pedagang, Nuri, mengatakan tempat relolasi yang disiapkan pemerintah belum banyak diketahui orang sehingga pedagang takut kehilangan pelanggan.
"Ditambah lagi dalam kondisi pandemi COVID -19 seperti ini, pendapatan turun. Tempat yang sekarang saja penjualan belum maksimal apalagi di tempat yang baru," katanya.
Pedagang lainnya terlihat memilih bertahan di reruntuhan meski lapak yang mereka gunakan hanya tenda payung bongkar pasang, dan tiang dari kayu bekas reruntuhan untuk tempat mereka berjualan pakaian bekas. Tempat yang lama meski berupa reruntuhan dinilai lebih ramai orang.
Padahal lokasi tersebut sangat berdebu dari puing-puing bekas pasar, dan ramai keluar masuk truk pengangkut material bangunan. Apalagi ketika hujan turun area tempat jualan mereka becek dan berlumpur.
Tetapi karena faktor tempat yang mudah di akses, membuat para pedagang memilih tetap bertahan di area tersebut.
"Memang tempat baru sudah disediakan, tetapi di sini merupakan akses utama pintu masuk terminal dan banyaknya orang yang lalu-lalang," kata pedagang lainnya, Layai.
Pemkot Ambon mulai membongkar Pasar Mardika sejak 24 Juli 2021 untuk program revitalisasi pasar tradisional terbesar di Kota Ambon itu.
Sebelumnya, Sekretaris Kota Ambon, Anthony Gustaf Latuheru menyatakan, pembongkaran pasar Mardika tetap dilakukan sesuai tahapan.
Pemkot Ambon telah membangun sebanyak 1.400 kios darurat dibagi di beberapa pasar tradisional yakni pasar apung 335 kios, pasar transit Passo 1.000, dan pasar ole-ole Tantui sebanyak 132 kios.
"Setelah pembongkaran pasar kita akan lanjutkan penataan kawasan terminal. Semua usulan dari pedagang akan menjadi bahan pertimbangan kami," katanya.
Pasar dibangun dengan konsep modern yang terintegrasi dengan areal komersial, dengan anggaran sebesar Rp160 miliar, sesuai rencana pembangunan dilaksanakan selama dua tahun.