Ambon (ANTARA) - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Maluku mengingatkan agar masyarakat melapor kepada Tim Penyelamat atau Tim Rescue, untuk membantu mengatasi masalah terkait satwa liar di Provinsi Maluku dan Maluku Utara.
Humas BKSDA Maluku Seto Purwanto di Ambon, Senin, mengatakan hal tersebut menanggapi insiden buaya muara liar yang masuk ke dalam rumah warga di Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara, pada pekan lalu. Dalam video warga yang tersebar luas di media sosial, warga setempat menangkap sendiri buaya tersebut dan membunuhnya.
"Diharapkan untuk masyarakat jika ada kejadian seperti ini lagi agar melaporkan kepada petugas terdekat untuk proses rescue dan penyelamatan, serta diharapkan meningkatkan kewaspadaan jika melakukan aktifitas di sekitar sungai atau muara," katanya.
Seto menjelaskan, BKSDA Maluku memiliki nomor pusat layanan (call center) di +6285244440772 untuk menghubungkan warga ke Tim Rescue apabila terjadi masalah satwa liar. Tim tersebut nantinya akan turun ke lapangan untuk melakukan pengamanan, sosialisasi, dan juga merelokasi satwa ke habitat yang jauh dari permukiman warga apabila dibutuhkan.
Baca juga: Buaya berkalung ban berhasil dievakuasi setelah terjebak lima tahun
"Hubungi nomor call center BKSDA Maluku biar nanti kita teruskan ke teman-teman di wilayah Maluku Utara," katanya.
Ia menjelaskan, di wilayah Maluku Utara ada Tim Rescue sendiri yang kedudukannya di Kota Ternate. Untuk penanganan awal di luar Ternate, ada kantor BKSDA Resort Bacan-Obi yang bisa melakukan tindakan awal sambil menunggu Tim Rescue dari Ternate.
Sebelumnya, beredar video yang viral berisi warga di Desa Amasing Kota, Kecamatan Bacan, Kabupaten Halmahera Selatan, menangkap buaya muara dewasa yang masuk ke rumah warga setempat. Buaya dewasa yang diperkirakan memiliki panjang tiga meter itu kemudian diangkut warga dengan mobil bak terbuka dari permukiman.
Warga tidak melaporkan insiden tersebut baik ke BKSDA maupun ke kepolisian, melainkan langsung mengeksekusi buaya tersebut dengan parang hingga mati.
Baca juga: BKSDA Maluku lepasliarkan belasan satwa liar endemik, ada burung hingga ular sanca kembang
Baca juga: Yayasan Sor Silai Tanimbar Siapkan MPU Untuk Mendukung Pengembangan Agroforestri.