Ternate (ANTARA) - Kantor Bahasa Provinsi Maluku Utara (Malut) akan melakukan revitalisasi sejumlah bahasa lokal dalam mendukung program Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, khususnya bahasa lokal yang digunakan setiap daerah di Malut.
"Kami akan revitalisasi berbagai bahasa di Malut dan khusus bahasa Tobelo sesuai dengan target, akan dilakukan di Pulau Morotai untuk direvitalisasi," kata Kepala Kantor Bahasa Malut , Arie Andrasyah Isa di Ternate, Rabu.
Dirinya menyebut alasan pemilihan empat bahasa itu untuk direvitalisasi, karena hingga saat ini belum punah dan masih banyak digunakan dalam interaksi masyarakat.
"Itu bahasa yang besar penuturnya dan bahasa yang penuturnya masih besar dan belum punah sehingga direvitalisasi agar daya tahannya bisa lama," katanya.
Selain itu, Kantor Bahasa Provinsi Maluku Utara bakal merencanakan revitalisasi Bahasa Tobelo di Kabupaten Pulau Morotai. Terdapat juga tiga bahasa yang bakal direvitalisasi tahun ini sesuai dengan empat bahasa itu, yakni bahasa Ternate, Tobelo, Makean Timur atau Makean Dalam, Tobaru, dan Kepulauan Sula.
Hingga saat ini, kata dia, bahasa yang sudah punah itu penuturnya sudah tidak ada sehingga tidak perlu direvitalisasi. Diprediksi dalam lima tahun, bahasa yang hampir punah akan hilang penuturnya, seperti bahasa Bacan yang penuturnya tinggal sedikit.
Ditanya untuk bahasa Galela, Arie mengaku hingga saat ini belum mengetahui dan akan ditelusuri.
"Bahasa Galela itu bahasa pendatang. bahasa itu kami belum masukan karena penutur masih kami belum tahu dengan jelas, karena penutur bahasa daerah ini tersebar di beberapa wilayah di Maluku Utara sebanyak 19 bahasa," katanya.
Kantor Bahasa Malut lakukan revitalisasi bahasa lokal, begini penjelasannya
Rabu, 9 Maret 2022 12:38 WIB