Ambon (ANTARA) - Anggota DPRD Maluku Michiel Tasaney berharap tumpahan bahan kimia beracun dan berbahaya (B3) di sekitar Pelabuhan Namlea, Kabupaten Buru, Maluku diharapkan tidak mempengaruhi kegiatan ekspor komoditas nonmigas di provinsi itu khususnya aneka jenis ikan dan udang.
"Kalau melihat data BPS tentang realisasi ekspor komoditi nonmigas Maluku pada triwulan pertama tahun ini sebesar 11,95 juta Dolar AS sebenarnya sangat positif," kata anggota DPRD Maluku Michiel Tasaney di Ambon, Rabu.
Insiden jatuhnya peti kemas dari atas KM. Dorolonda saat melakukan bongkar muat di Pelabuhan Namlea awal Maret 2023 mengakibatkan banyak ikan di sekitar lokasi itu yang mati seketika.
Menurut dia, walau pun peristiwa ini terjadi di perairan dalam Pulau Buru tetapi diharapkan tidak mempengaruhi permintaan ikan dan udang dari luar.
"Untuk menjaga mutu dan kualitas ikan ekspor tetap baik maka wilayah perairan lautnya juga harus bebas dari pencemaran," tandas anggota DPRD Maluku asal daerah pemilihan Kabupaten Buru dan Buru Selatan ini.
Sebab Maluku merupakan daerah yang mengandalkan hasil perikanan laut untuk tujuan ekspor sehingga perlu dijaga agar ekosistem laut tetap terpelihara secara baik dan berkesinambungan.
Dia juga berharap agar peristiwa jatuhnya peti kemas berisikan bahan kimia beracun ini tidak mempengaruhi permintaan negara lain akan permintaan ikan dan udang asal Maluku.
Selain itu, aparat kepolisian dan instansi terkait yang telah mengambil sampel dari peti kemas tersebut dan mengirimnya ke Puslabfor Makassar (Sulsel) agar menindaklanjuti persoalan ini, termasuk menindak oknum mana pun yang memesan atau mengirimnya.
Karena tim dari instansi terkait seperti Dirjen Gakkum Kementerian LH dan Kehutanan, Dishut serta Polres Buru telah mengambil sampel tersebut untuk dikirim ke Makassar.
Di dalam peti kemas itu terdapat 735 karung dan 11 jerigen bahan kimia berbahaya.
Sebelumnya Kanwil Bea Cukai Maluku mencatat realisasi ekspor di provinsi itu hingga 30 April 2023 didominasi oleh komoditas Ikan dan krustasea, moluska serta invertebrata air, dengan nilai devisa 15,425,925 dolar AS dan berat bersih 3.374.337 kilogram
"Komoditas ekspor lainnya dari sektor kehutanan seperti damar dengan nila devisa 169,467 dolar AS dengan berat bersih 75.110 kilogram," kata Kepala Kanwil Bea Cukai Maluku Djaka Kusmartata.
Ia mengatakan, negara tujuan ekspor terbesar yaitu China dengan nilai devisa ekspor 14.232.15 dolar AS dan berat bersih 324.999 kilogram, Hong Kong nilai devisa ekspor 1,793,572 dolar AS dan berat bersih 88. 461 kilogram , serta Vietnam dengan nilai devisa ekspor 627,730 dolar AS dan berat bersih 78.953 kilogram .
Potensi ekspor di wilayah Provinsi Maluku selain didominasi oleh bahan bakar mineral dan ikan, ke depannya diprediksikan akan ditopang juga dengan realisasi ekspor komoditas perkebunan dan kehutanan.