Ternate (Antara Maluku) - Pemerintah Kota Ternate mengusulkan kepada Pemerintah Provinsi Maluku Utara untuk mengambil alih pengelolaan Benteng Kalamata di kawasan Kayu Merah.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Ternate Husen Alting mengatakan di Ternate, Senin, Benteng Kalamat yang terletak di kawasan Kayu Merah merupakan satu-satunya dari 17 benteng peninggalan kolonial di wilayah Ternate yang pengelolaannya masih berada di bawah kewengangan Pemprov Maluku Utara (Malut).
Pemkot Ternate ingin mengambil alih pengelolaan benteng peninggalan Portugis tersebut agar pemkot lebih leluasa dalam mengembangkannya sebagai salah satu objek wisata peninggalan sejarah di daerah ini.
"Pemkot Ternate sudah menyiapkan petugas yang akan menanggani pengelolaan Benteng Kalamata tersebut jika sudah diserahkan pengelolaannya oleh pemprov ke Pemkot Ternate. Petugas itu nantinya selain melakukan pemeliharaan juga akan memberikan penjelasan kepada setiap wisatawan yang berkunjung mengenai sejarah benteng itu," katanya.
Pemkot juga telah memprogramkan pembangunan pusat industri kerajinan di sekitar Benteng Kalamata tersebut, sehingga wisatawan yang berkunjung ke benteng itu sekaligus bisa membeli berbagai cenderamata khas Ternate yang dijual para perajin di lokasi itu.
Menyinggung penataan Benteng Orange di kawasan Gamalama Ternate, Husen Alting mengatakan pemerintah pusat telah mengalokasikan anggaran Rp10 miliar lebih untuk revitalisasi benteng yang dibangun Belanda pada abad ke-16 itu.
Revitalisasi itu akan dimulai setelah semua warga yang bermukim di dalam kawasan benteng direlokasi ke rumah susun sederhana sewa (rusunawa) yang dibangun Kementerian Perumahan Rakyat di wilayah Sabia Ternate.
Ia menambahkan, Benteng Orange tersebut nantinya akan dijadikan Pemkot Ternate sebagai pusat pengembangan pariwisata dan kebudayaan Kota Ternate dengan tidak merusak statusnya sebagai cagar budaya.