Ternate (ANTARA) - Balai Karantina Hewan Ikan dan Tumbuhan (BKHIT) Maluku Utara (Malut) mencatat sebanyak 267,1 ton ikan asal daerah itu telah dikirim ke berbagai daerah di Indonesia sampai ke luar negeri hingga Agustus 2024.
"Komoditas perikanan Maluku Utara tinggi peminat mulai dari ikan tuna, laying hingga kerapu segar yang dikirim ke berbagai daerah di Indonesia hingga ke luar negeri," kata Ketua Tim Kerja Karantina BKHIT Malut, Alma di Ternate, Senin.
Dia menyatakan, produksi ikan berbagai jenis dari Malut hingga Agustus 2024 yang telah dikirim ke berbagai daerah di Indonesia mencapai 267m1 ton dengan 4.212 ekor ikan berbagai jenis.
Pihaknya mencatat hingga Agustus 2024 untuk jenis ikan yang dikirim ke luar Malut sberupa ikan jenis layang cakalang, tuna, kerapu hingga lobster hidup.
"Ikan asal Malut telah dipasok ke berbagai negara Asia dan terus mengalami peningkatan," ujarnya
Sementara pengusaha ikan tuna setempat Mr Blane dmengatakan sejumlah komoditas perikanan asal Malut telah dipasok ke berbagai negara Asia Tenggara melalui perusahaan Mitra Tuna Mandiri.
Menurut dia, semua tuna yang diproduksi berkualitas tertinggi, dengan menggunakan proses kelengkapan dan teknologi yang canggih untuk mengawetkan dan membekukan tuna.
"Tuna dijaga sebagaimana standar kelayakan makanan melalui penanganan yang handal dan suhu dingin," ujarnya.
Ia menilai bisnis perikanan tuna cukup menguntungkan karena ikan tuna merupakan jenis ikan migrasi tinggi dan menjadi primadona hingga mancanegara dan Indonesia sebagai negara penghasil tuna terbesar memiliki potensi besar merajai pasar tuna internasional.
Dirinya menyebut, data menunjukkan benih tuna terbanyak ada di wilayah pulau Morotai, Halmahera Selatan dan sebagian wilayah Sula.
Ia mengemukakan bahwa untuk nilai ekonomi dari perdagangan produk perikanan tuna Indonesia besar dan menjadi peluang yang dapat terus dimanfaatkan, namun tetap harus mengedepankan aspek keberlanjutan agar tuna terus lestari.