Ambon (Antara Maluku) - Gubernur Maluku Said Assagaff mengapresiasi pelaksanaan wisuda lulusan Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Negeri Waiheru Ambon, karena memiliki makna sangat strategis dalam pembangunan kemaritiman di daerah ini.
"Wisuda ini menunjukan eksistensi lembaga SUPM Negeri Waiheru Ambon yang setiap tahun mampu melahirkan sumberdaya manusia berkualitas dan siap pakai sebagai asset sangat penting dalam pembangunan sektor kelautan dan perikanan di Maluku," kata Gubernur Said, dalam sambutan pada acara Wisuda SUPM Negeri Waiheru Ambon Angkatan XXVII Tahun Akademik 2014-205, Senin.
Menurut dia, budaya maritim sudah sangat kental dalam kehidupan bangsa Indonesia teruatama di Maluku, karena kecintaan masyarakat di daerah ini terhadap laut telah ada sejak dahulu.
Bahkan sejarah mencatat bahwa sesungguhnya orang yang pertama kali mengelilingi dunia adalah seorang putra asal Maluku, yakni Enrique Maluku, sebagaimana kesaksian Wakil Tahta Suci Vatikan, yang ditulis dalam buku berjudul, "Pengeliling Bumi Pertama adalah Orang Indonesia, Enrique Maluku".
"Catatan sejarah ini seharusnya membuka mata kita, bahwa sesungguhnya naluri kemaritiman sudah membudaya, mendarahdaging dan menjadi jati diri kita sebagai anak Maluku," kata Gubernur Said.
Ia mengatakan, ketika memasuki era kebangkitan kemaritiman dengan sebuah gagasan besar pemerintahan Jokowi-JK yang ingin menjadikan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia, merupakan titik balik bagi Maluku sebagai daerah berciri kepulauan terbesar di Indonesia, yang memiliki kekayaan sumberdaya kelautan dan perikanan yang sangat melimpah.
"Secara geografis, geo-politik dan geo-ekonomi, memposisikan laut Maluku sebagai salah satu situs inti dalam jaringan metopopulasi sumberdaya perikanan dunia. Posisi ini menjadi modal yang sangat potensial untuk membangun industri berbasis sumberdaya kelautan dan perikanan sebagai summber kekuatan ekonomi daerah," ujarnya.
Karena itu, di tengah memperjuangkan penetapan Provinsi Maluku sebagai Lumbung Ikan Nasional (LIN), maka menjadikan Maluku sebagai produsen perikanan terbesar di Indonesia yang mampu mensuplai keebutuhan konsumsi masyarakat dan industri serta menjadi eksportir utama komoditas perikanan di Indonesia.
"Ini merupakan peluang dan sekaligus menjadi tantangan bagi kita. Saya katakan ini, karena meskipun Maluku layak disebut sebagai daerah maritim, namun kenyataannya sumberdaya manusia kemaritiman yang berkualitas masih sangat terbatas. Inilah sesungguhnya tantang terbesar kita di Maluku," kata Gubernur Said.
Karena itu, Ia berharap SUPM Negeri Waiheru Ambon, harus mampu menjadi bagian dari gerakan "Revolusi Mental" dengan menunjukan kapasitasnya dalam membentuk sumberdaya manusia kemaritiman yang berkualitas, profesional, berintegritas serta memiliki disiplin yang tinggi, guna mentransformasikan seluruh potensi sumberdaya perikanan dan kelautan secara optimal.
"SUPMN Waiheru Ambon ditantang untuk melakukan pembinaan serta pembenahan kurikulum yang lebih bermuatan lokal dan spesifik, agar lulusan yang dihasilkan mampu berkompetensi dan bersaing dalam pengembangan sumberdaya manusia di bidang kelautan dan perikanan," ujarnya.
Gubernur mengingatkan, momentum wisuda bukan akhir dari suatu perjuangan tetapi merupakan awal dari karya dan pengabdiaan sesungguhnya.
"Saya berharap para lulusan SUPMN Waiheru tidak cepat berpuas diri dengan apa yang telah dicapai hari ini, tetapi harus terus belajar untuk mengasah kemampuan dan penguasaan ilmu dan teknologi di bidang kelautan dan perikanan yang terus berkembang sebagai modal dalam memasuki dunia kerja yang penuh dengan tantangan," katanya.
"Karena sesungguhnya di pundak kalianlah terletak masa depan kejayaan kemaritiman bangsa, negara dan khususnya daerah Maluku," tambahnya.