Ternate, 6/3 (Antara Maluku) - Pemerintah Kota (Pemkot) Tidore Kepulauan (Tikep), Maluku Utara (Malut), meminta perangkat Kesultanan Tidore untuk terus melestarikan tradisi lelulur sebagai kekayaan budaya dari pariwisata setempat.
"Perangkat Kesultanan memiliki peran lebih besar dalam membina dan membangun masyarakat yang berbudaya, menjunjung tinggi tradisi dan menghormati adat istiadat, yang ke depannya menjadi modal utama bagi Pemkot Tikep dalam membangun pariwisata budaya di momentum Gerhana Matahari Total (GMT) guna perkenalkan kekayaan budaya Tikep," kata Wali Kota Tikep, Ali Ibrahim di Ternate, Minggu.
Menurut dia, Pemkot Tikep akan terus mengintensifkan hubungan dengan perangkat Kesultanan Tidore dengan menggelar silaturrahmi secara kontinyu, agar bisa membangun persepsi yang sama dalam membangun budaya dan pariwisata Tikep.
Ali Ibrahim menjelaskan, dalam pembangunan pariwisata, budaya dan tradisi merupakan salah satu aset terbesar yang dimiliki masyarakat Tidore, sehingga dalam meningkatkan pembinaan budaya, adat istiadat diperlukan peran pihak Kesultanan bersama perangkatnya untuk menciptakan suatu model wisata budaya yang berbasis tradisi dan nilai luhur masyarakat Tidore.
Pada kesempatan itu orang nomor satu di Kota Tikep ini meminta pihak Kesultanan untuk membantu Pemerintah Kota Tidore Kepulauan dalam melaksanakan pembangunan dengan selalu mengontrol dan mengawasi jalannya pemerintahan.
"Jika pemerintah daerah dinilai telah melakukan penyimpangan, maka pihak Kesultanan dapat mengingatkan dan segera memberi masukan dan solusi kepada pemerintah daerah bagaimana jalan keluar terbaik bagi kesejahteraan masyarakat," katanya.
Sementara Sultan Tidore, Hi Husain Syah ketika dikonfirmasi menyatakan, perangkatnya mendukung tanpa syarat kepada Walikota dan Wakil Walikota untuk. menjalankan pemerintahan di Kota Tidore Kepulauan sampai lima tahun ke depan.
Terkait pembangunan kepariwisataan berbasis budaya, Sultan Tidore menyatakan mendukung upaya yang dilakukan pemerintah Kota Tidore Kepulauan.
"Sudah saatnya masyarakat Tidore membuka diri terhadap perkembangan global tanpa harus kehilangan jati diri dan identitas sebagai masyarakat Tidore yang berbudaya," Kata Sultan Husain Syah.
Dia mengakui, masyarakat bersama Pemerintah Daerah dapat belajar dari daerah yang pembangunan pariwisatanya sudah maju seperti Provinsi Bali.
"Di sana masyarakat sangat terbuka terhadap semua hal termasuk kedatangan orang asing yang berlatar budaya sangat berbeda, walaupun wisatawan datang dengan berbagai budaya dan tradisi yang berbeda dan sudah terjadi bertahun-tahun, namun masyarakat Bali tidak pernah terpengaruh, mereka dengan bangga tetap menjunjung budaya dan Tradisi Bali-nya dan ini merupakan contoh positif yang dapat kita kembangkan di Tidore," katanya.
Pemkot Minta Kesultanan Tidore Lestarikan Tradisi Leluhur
Senin, 7 Maret 2016 5:15 WIB