Ternate, 9/7 (Antara Maluku) - Kantor Kesyahbandaran Otoritas Kepalabuhanan (KSOP) Ternate, Maluku Utara (Malut), mewajibkan seluruh pemilik kapal melengkapi alat keselamatan berlayar, sebelum membawa penumpang dari dan ke Ternate selama arus balik lebaran.
"Kami telah turun ke lapangan untuk memantau langsung proses pemuatan penumpang dan barang ke-kapal-Kapal yang melayani arus balik lebaran di Pelabuhan Bastiong," kata Kepala KSOP Ternate, Arifai di Ternate, Sabtu.
Dia mengatakan, pemantauan ini untuk menigkatkan pengawasan arus balik lebaran, terutama untuk mengecek proses pemuatan penumpan dan barang, meskipun kondisi cuaca saat ini mulai kondusif.
Menurutnya, pengawasan ini diutamakan kapal pesisir Halmahera, Gane Barat, karena adanya laporan yang bahwa kapal tujuan gane-barat sering terjadi kelebihan kapasitas kapal namun tetap di berangkatkan.
Selain itu kata Arifai, jika ada kapal dan petugas lapangan yang sengaja memuat barang dan penumpang yang melibihi kapasitas kapal serta pemuatan barang yang terlarang seperti BBM maka akan berikan sanksi.
"Kapal akan dicabut izin operasinya, sedangkan petugas di lapangan akan diberikan sanksi sesuai aturan yang berlaku," kata Arifai.
Babhkan, KSOP perketat pengawasan dan pelayanan serta menjaga keselamatan pelayaran, juga menyiapkan sejumlah armada untuk melayani penumpang.
Menurut dia, untuk angkutan lebaran tahun ini, mulai jumat pihaknya sudah melakukan Apel siaga dengan beberapa instansi terkait mulai dari, KPLP, Danlanal, Polairud, Jasa Raharja dan berbagai instansi terkait lainnya.
Bahkan, setiap hari, ada empat kapal tujuan berbagai wilayah seperti Kota Bitung, Kupal,Babang dan Daruba dan hingga saat ini, telah tercatat 73 ribu penumpang atau Ternate telah berada dalam posisi keempat pelabuhan terpadat di seluruh Indonesia.
Untuk itu, dirinya meminta agar penumpang yang tidak memiliki tiket agar tidak memaksakan diri untuk naik, karena tak masuk dalam daftar manifest.
Rivai mengatakan, lonjakan penumpang seperti ini biasanya terjadi menjelang lebaran Idul Fitri tahun 2016, bahkan peningkatan penumpang dari dan ke Ternate ke sejumlah wilayah di Malut maupun provinsi lainnya seperti Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan hingga Maluku mencapai di atas 60 persen.