Ambon (ANTARA) - Sebanyak 60.000 buah sagu bakar dikirim dari Ambon ke Jakarta untuk bantuan pangan kepada warga asal Maluku di kawasan Jabodetabek yang terdampak pandemi COVID-19.
Ketua Komunitas Basudara Maluku Global, Iwan Muskitta saat dikonfirmasi dari Ambon, Rabu, mengatakan sagu bakar yang akan dibagikan kepada warga Maluku di kawasan Jabodetabek telah tiba di Bandara Halim Perdanakusuma, Rabu siang sekitar pukul 12.00 WIB.
Sagu bakar dikirim bersama 3.000 karton abon ikan cakalang diberangkatkan dari Bandara Lanud Pattimura Ambon menggunakan pesawat Hercules TNI Angkatan Udara pada Selasa, pukul 16.00 WIT.
Pengiriman pangan seberat 3,35 ton tersebut sempat tertunda di Makassar karena masalah teknis, kemudian berangkat kembali ke Jakarta keesokan harinya dan dibawa ke gudang Satuan Tugas (Satgas) COVID-19.
"Satgas Penanganan COVID-19 mempercayakan pengadaan bantuan pangan bagi warga Maluku yang tinggal di kawasan Jabodetabek kepada Basudara Maluku Global, dan kami kemudian membentuk Tim Maluku untuk melaksanakannya," kata Iwan.
Ia menjelaskan 60.000 buah sagu bakar yang dikirim ke Jakarta dibeli dari industri kecil yang dikelola oleh ibu-ibu rumah tangga di tiga wilayah berbeda di Kabupaten Maluku Tengah, yakni Desa Waai (Kecamatan Salahutu), Desa Noloth dan Desa Pia (Kecamatan Saparua).
Sedangkan 3.000 karton abon ikan cakalang berasal dari Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) Naca di kawasan Kebun Cengkih, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon.
"Pembagian paket bantuan pangan untuk warga Maluku di Jabodetabek sudah keenam kalinya, berupa sembako seperti biasanya. Tapi untuk kali ini isinya sagu, abon ikan cakalang, kemudian ditambah tepung sagu, keripik singkong dan sambal ikan teri," ujarnya.
Dikatakannya pangan lokal Maluku bisa dikirim dari Ambon, tak lepas dari dukungan Panglima TNI Hadi Tjahjanto yang telah mempercayakan penggunaan armada TNI Angkatan Udara untuk mengangkutnya.
"Semua ini tak lepas dari dukungan dan kepercayaan Panglima TNI dan juga Pak Doni Monardo kepada kami. Kalau paket ini dikirim menggunakan pesawat komersil biayanya mahal sekali," kata Iwan.