Ambon (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Maluku berupaya menjaga kualitas uang rupiah yang beredar di Banda Neira, Kabupaten Maluku Tengag, yang merupakan destinasi wisata di wilayah terdepan, terluar, dan terpencil atau 3T di Provinsi Maluku.
Kepala Kantor Perwakilan BI Maluku Bakti Artanta, di Banda, Sabtu, mengatakan Pulau Banda adalah salah satu dari pulau terluar yang jadi sasaran dalam ekspedisi Rupiah Berdaulat, yang digelar BI dan bekerja sama dengan TNI AL. Ekspedisi itu juga menyambangi Pulau Gorom dan Geser di Kabupaten Seram Bagian Timur.
"Kewajiban kita selain mencetak uang, mengeluarkan juga mengedarkan di seluruh pelosok daerah 3T termasuk di pulau Banda kabupaten Maluku Tengah," katanya.
Baca juga: BI Maluku - TNI AL menggelar ekspedisi Rupiah berdaulat di pulau terluar
Ia mengatakan, ekspedisi Rupiah berdaulat dilaksanakan agar masyarakat di daerah 3T tetap dapat menikmati uang Rupiah layak edar, karena selama ini penukaran uang jarang tersentuh kepada mereka di daerah terpencil. Apalagi, Banda Neira adalah lokasi wisata yang sudah terkenal secara internasional.
"Di pulau Banda merupakan kali kedua dilaksanakan ekspedisi Rupiah Berdaulat di tahun 2022, pertama di bulan Mei 2022, dengan konteks ekspedisi rupiah berdaulat, dan saat ini merupakan kali kedua dilaksanakan secara mandiri," katanya.
Selain itu, ekspedisi Rupiah Berdaulat juga digunakan BI untuk melakukan sosialisasi merawat uang untuk kalangan pelajar, penyerahan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI), dan diskusi tentang pariwisata Banda Neira.
Baca juga: Lantamal IX Ambon dukung Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2022 di wilayah 3T Maluku
Antusias masyarakat Banda sangat tinggi melakukan penukaran uang yang rusak dan lusuh. Diharapkan setelah ini masyarakat bisa tersenyum kala mendapatkan uang yang layak edar dan layak untuk digunakan, ujar Bakti.
"Masyarakat sangat antusias menukarkan uang yang tidak layak digunakan, mudah-mudahan setelah diganti dengan uang yang baru masyarakat bisa memanfaatkan, terlebih bisa menjaga uang agar tetap tahan lama," katanya.
Kegiatan tersebut lanjut Bakti, akan terus dilakukan berkolaborasi dengan perbankan di wilayah 3T, mengingat pihak perbankan telah dibantu dengan modal kerja.
Harapannya setelah kembali masyarakat tetap bisa dilayani oleh perbankan baik Bank Maluku Malut dan BRI yang sudah punya kantor perwakilan di Pulau Banda.
"Suatu saat di tahun depan kita bisa rencanakan hadir disini lagi. Intinya BI akan selalu hadir di setiap wilayah Maluku, termasuk dalam konteks mengedarkan uang rupiah agar masyarakat mengenal rupiah," ujarnya.
Warga Banda, Amina memanfaatkan ekspedisi rupiah berdaulat di pulau Banda untuk menukarkan uang yang lusuh dan sobek dan tidak dapat digunakan lagi.
"Aktifitas saya sebagai pedagang membuat uang yang dibelanjakan pembeli tidak dapat digunakan karena sobek dan rusak, sehingga ketika akan dikembalikan ke pembeli mereka tidak mau menerima, sehingga saya menyimpan hingga bisa ditukar kembali," katanya.
Kesempatan ini juga dimanfaatkan warga Banda menukarkan uang emisi yang baru dikeluarkan BI pada 17 Agustus 2022.
Baca juga: BI Maluku 2019 lakukan lima kali ekspedisi kas keliling ke daerah 3T