Ambon (ANTARA) - Komunitas lingkungan The Mulung di Kota Ambon menggelar kegiatan membuat kolase dari sampah, dalam rangka perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) The Mulung yang ketiga, dengan tema “Kebaikan Kecil Menyelamatkan Bumi”.
Ketua The Mulung Jorgi Bayu Kurniawan, di Ambon, Rabu, mengatakan bahwa tujuan dari kegiatan membuat kolase sampah salah satunya membangun kesadaran terhadap anak muda Kota Ambon untuk meminimalisir sampah dengan cara yang kreatif.
“Hari ini kita HUT yang ketiga, dan kita membuat berbagai kegiatan salah satunya, ada kolase dari sampah. Itu kita buat kolase tapi dari sampah. Itu tujuannya ya untuk upaya pengurangan sampah plastik di Kota Ambon,” katanya.
Kegiatan pembuatan seni instalasi tersebur, diikuti sejumlah anak muda dari berbagai komunitas di Kota Ambon yang diundang The Mulung.
“Yang ikut kolase itu rata-rata tamu undangan. Ada yang dari Lebebae Community, Puteri Anak dan Puteri Remaja, ada beberapa teman Trash Hero dan beberapa anak-anak The Mulung juga,” sebut Jorgi.
Baca juga: Pencemaran dari mikroplastik jadi ancaman nyata kesehatan global, cemari laut hingga ke ikan
Selain kolase dari sampah, The Mulung juga adakan Give and Take, di mana siapa pun boleh membawa barang bekasnya, dan mengambil barang bekas yang dibawa temannya.
“Terus ada Give and Take. Give and Take itu sendiri kita kayak tukaran barang bekas. Jadi misalkan Kaka punya barang bekas di rumah terus ada teman yang punya barang bekas juga bisa ditaruh di situ nanti bisa saling tukaran,” ujarnya.
Selain itu, ada juga aksi donor darah yang dilakukan The Mulung, untuk membantu menambah stok donor darah pada Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Ambon.
“Kita membantu PMI atau mensuplai darah lah untuk di Kota Ambon. Soalnya tadi kebetulan mereka juga bilang kalau suplai darah di Kota Ambon itu ternyata sedikit sekali. Jadi ya The Mulung melalui ulang tahun ketiga ini berupaya untuk juga membantu PMI,” tandas Jorgi.
Ia menyebutkan, yang turut dalambdonor darah tersebut adalah anak-anak dari sejumlah komunitas yang diundang, dan ada pula dari TNI-AL.
Baca juga: Impor baju bekas ancaman bagi industri garmen, Rachmat Gobel: tidak ramah lingkungan
Menurutnya, meskipun The Mulung dikenal dengan komunitas lingkungan, namun The Mulung juga tidak luput dari aksi-aksi sosial seperti donor darah, dan aksi dalam pendidikan.
“Kita juga punya The Mulung School, itu di Negeri Tial. Jadi The Mulung tidak hanya di lingkungan tapi isu sosial juga kita turut membantu menyelesaikan ini,” ucapnya.
Jorgi berharap, The Mulung akan terus aktif sampai kapan pun untuk dapat mencapai tujuannya yakni, menyelesaikan permasalahan lingkungan di Kota Ambon.
“Kemudian teman-teman juga semoga masih konsisten dan tentunya The Mulung masih tetap menginspirasi anak-anak muda di luar sana, seperti kata Founder kita, The Mulung dibentuk untuk bubar. Jadi kita bakal bubar kalau masalahnya udah selesai,” demikian Jorgi.
Baca juga: Menjaga sumber daya laut Maluku dengan tradisi Sasi