Ambon (ANTARA) - Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) membantah pernyataan korban yang ditusuk di Tomalehu diakibatkan motor ngebut.
"Saya tidak pernah menyampaikan kepada media bahwa penusukan oleh pelaku HH alias Hamid terhadap korban AAM alias Azis karena ngebut di jalan," kata Kapolres SBB AKBP Dennie Andreas Dharmawan, di Ambon, Selasa.
Ia menyesalkan adanya pemberitaan salah satu media massa lokal di Maluku, yang viral di instagram bahwa pelaku HH alias Hamid nekat menghabisi nyawa korban AAM alias Azis karena pelaku kesal lantaran korban melawan saat ditegur akibat berkendara sambil ngebut di jalan.
Kapolres menegaskan, bahwa dirinya tidak pernah mengeluarkan statement atau pernyataan tersebut kepada awak media. Menurut Kapolres, sejak peristiwa tersebut dirinya hanya menyampaikan bahwa insiden yang menewaskan AAM alias Azis, karena diduga ada permasalahan pribadi antara pelaku dan korban.
"Sejak awal kejadian kami yang menyampaikan jika antara korban dan pelaku ini ada dendam pribadi sehingga pelaku nekad menusuk korban. Dan itu bukan karena ngebut di jalan seperti yang diberitakan," ujarnya.
Dikatakan, pelaku Hamid menikam korban di sejumlah bagian tubuh, sehingga korban mengalami luka yang cukup serius.
"Meski menderita luka yang cukup serius, namun korban masih berupaya untuk menyelamatkan diri dan setelah ditolong oleh keluarga, korban sempat dilarikan ke Puskesmas Tomalehu untuk mendapatkan pertolongan medis, namun ia menghembuskan nafas terakhirnya," ungkap Kapolres.
Perwira dengan dua melati dipundaknya itu mengaku, jika pelaku HH alias Hamid, kini sudah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Rutan Polres SBB.
“Tersangka dijerat Pasal 340 KUHP, Pasal 338 KUHP subsider Pasal 351 KUHP ayat 3. Ancaman itu, hukuman mati atau seumur hidup,” ucapnya.
Sebelumnya, peristiwa penusukan itu terjadi di Desa Hualoy, sekitar pukul 02.30 WIT Jumat dini hari yang diduga karena dendam pribadi antara pelaku dan korban. Akibat dari insiden tersebut, sempat terjadi blokade jalan lintas seram.
Dengan berakhirnya blokade, Kapolres berharap seluruh masyarakat di wilayah Seram Bagian Barat dapat mengambil hikmah dari kejadian ini. Ia menekankan pentingnya menyelesaikan masalah dengan cara yang damai dan melalui jalur hukum yang benar.